biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Kamis, 07 Maret 2013

hal-hal menyebalkan tentang kamu

Kamu itu nyebelin. Banget. Tapi saya sayang sama kamu

Kamu itu, suka menomerduakan aku, dengan hal lain. Harusnya aku faham bahwa hal itu memang lebih penting (pada saat itu) daripada aku, contohnya itu kerjaan kamu, itu penting dan harus selesai saat itu juga sehingga kamu harus menomerduakan aku. Sebut aku egois, tapi aku tetap saja tidak suka. Kamu itu nyebelin. Banget. Tapi saya sayang kamu.

Kamu itu, suka ga peka. Kalau aku marah, kalau aku sebel, perlu sekitar 5 abad sampai kamu sadar kalau aku marah atau sebel. Tapi yang paling menyebalkan adalah saat kamu ga peka kalau aku lagi sedih. Itu rasanya mau nagis sambil jejeritan karena kamu ga sadar kalau aku sedih. Kamu itu, ya gitu. Nyebelin. Tapi aku sayang sama kamu.

Kamu itu, suka maksain kehendak kamu. Di saat aku ga setuju atau ga mau sama apa yang kamu mau, kamu pasti maksa. Dan ngebuat aku kesal (lagi). Kamu tahu pasti aku tidak suka makan di pinggir jalan, tapi berkali-kali kita jalan bareng kamu malah membawaku makan di pinggir jalan dan mengacuhkan muka cemberutku kemudian makan dengan cueknya. Kamu tahu benar aku tidak tahan dengan angin malam, tapi kamu selalu menjemputku dengan motor. Sampai di depan rumahku dengan cengiran tanpa rasa bersalah. Kamu itu, ya gitu. Nyebelin. Tapi aku sayang kamu.

Kamu itu, suka gamau hubungin aku duluan. Mungkin karena umur kamu jauh lebih dewasa daripada aku sehingga tidak pernah ada di pemikiranmu bahwa menghubungi atau memberi kabar satu sama lain itu penting. Tapi, tidak buatku. Aku benci saat di mana kamu tidak perduli dan lupa menghubungiku. Tapi, aku ini perempuan zaman dulu, aku mempunyai gengsi yang sangat besar, dan aku enggan berbagi rindu. Tapi kamu tidak pernah sadar. Kamu itu, ya gitu. Nyebelin. Tapi aku sayang kamu.

Kamu itu, selalu ngelakuin apa-apa yang aku tidak suka. Malah nantang dan ngelakuin apa-apa yang jelas uda aku larang. Kamu itu, selalu saja seperti itu. Kamu tahu benar aku akan sebal, kesal padamu. Tapi kamu juga tahu dengan baik bahwa aku menyayangimu, dan itu adalah senjata terbesar yang kamu punya. Kamu tahu dengan pasti bahwa aku tidak akan sanggup meninggalkanmu.
Sudah cukupkah? Kamu sudah cukup sadarkah bahwa aku benci setengah mati padamu, tapi setengah dari bagian diriku pun ku habiskan dengan mencintaimu?

Ada banyak sekali hal yang begitu menyebalkan tentang kamu. Tapi satu yang paling menyebalkan, kenyataan bahwa saya mencintaimu. Mencintaimu dengan sebegininya.