biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Selasa, 14 Oktober 2014

I Feel and Respect You, Jen..

Selama ini, tau Jennifer Aniston ya biasa aja. Filmnya ga terlalu ngikutin. Juga cuma tau aja dia mantan istri Brad Pitt. Udah. Yang saya suka banget kan sebenernya Angelina ya. Dari Mr and Mrs Smith uda suka banget sama dia.

Tapi akhir-akhir ini lagi gila sama F.R.I.E.N.D.S. (iya, telat 20 tahun. Napa sik) which is pemeran utamanya adalah Jennifer Aniston. Dia berperan jadi Rachel dan saya justru paling suka sama Rachel.

Iseng browsing youtube, kemudian ada interview pemeran F.R.I.E.N.D.S. di Oprah. Terus nonton kan, ada Jennifer bilang kalau dia susah sekali move on dari Rachel setelah F.R.I.E.N.D.S. selesai. Dari ekspresi dia sungguh saya tau dia tidak berpura-pura. Kemudian saya jadi mikir, dia kelar syuting aja segini sedihnya gabisa berperan jadi Rachel lagi. Apalagi waktu dia harus pisah sama Brad Pitt karna Angelina.

Selama ini, saya low respect sama orang-orang yang hobi nyalahin Angelina tentang pisahnya Brad sama Jennifer. But now i know, they both (by both i mean Jen and Brad) are very happy with each other, but then come Angelina and look whats happen.

Does not mean i hate Angelina. Are you kidding? I do love her. But now, i truly respect and i think i can feel what Jennifer feels. Now i understand those hardcore fans who talked "for me, Brad and Jennifer's wedding is the one and only Brad Pitt's wedding"

Dear Jen, i feel you. Sorry for everything. I really glad to know that you have fiance and you happy know. You do deserve that.

Dear Rachel, keep stupid. I like that about you.

*balik lagi nonton F.R.I.E.N.D.S. currently in the middle of season 4. Man, these show are good show. I've planned to buy an original dvd so my children can see it someday and can have a good laugh like i did*

Rabu, 01 Oktober 2014

Mengenai Masa (Lalu, Sekarang, Depan)

Baru-baru ini akhirnya meneguhkan hati download TimeHop, setelah selama ini ragu. Entah kenapa juga. Lebih karena pengen ngebaca secara random aja apa-apa yang pernah jari-jari saya tuliskan di laptop, handphone, tab. Di jejaring sosial seperti facebook dan twitter, yang mungkin saya yang dulu belum paham benar konsekuensinya.

Kemudian saya tersadar tentang masa lalu saya. Apa-apa yang pernah saya curahkan ke media sosial yang mana semua orang bisa bebas mengakses dan membacanya. Kemudian saya bingung, saya memang masih kecil dan belum paham konsekuensinya atau gimana sih? Kok lempeng banget nulis-nulis segala macam hal?

Ya tentang patah hati lah, ya nyumpahin orang lah, ya ngomong kasar lah. Ternyata saya dulu begitu toh.. *atau sekarang juga masih ya? entahlah*

Sadar akan akibatnya, kembali saya merenung. Tentang sesuatu bernama perkataan. Ucapan. Lisan. Yang kala kita ketik di sosial media, bisa saja dengan mudahnya kita hapus, meskipun ada kemungkinan sudah ada orang yang terlanjur melihatnya. Tapi perkataan? Sekali perkataan terlontar dari mulutmu, tidak ada kata mundur. Semua perkataanmu telah sampai ke telinga pendengar, tak peduli baik atau buruk.

Akhirnya saya paham, sudah saatnya berubah. Sudah saatnya memperbaiki saya yang sekarang agar masa depan saya bisa (semoga saja) menjadi seorang manusia yang lebih baik yang (semoga saja) bisa menjaga tutur kata. Karna sungguh, tidak semua orang paham bahwa sebuah perkataan bisa sangat menyakitkan.