biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Jumat, 30 Januari 2015

Calm Down, It's Only Thug Week, Not Thug Life. (Sponsored By RC Design)

Mau curhat dulu. Permisi. Minggu ini, beban seperti ga habis-habis. Hanya karena 1 pelajaran, Reinforced Concrete Design yang sungguhlah saya pun tidak tahu apa bahasa indonesia nya. Tapi inti pelajaran ini adalah tentang mendesain tiang, dinding, dan tangga. Semua elemen dalam 1 bangunan. Minggu ini, deadline project kami. Dan dari awal project ini sudah membuat saya naik darah karena entah mengapa teman-teman saya yang biasanya menolong banyak malah membuat repot sana sini. Kurang tidur, tidur pun ga nyenyak, cuma karena pelajaran ini.

Deadline projectnya sendiri hari kamis, dan minggu lalu guru saya tercinta ini baru memberitahu kalau saya harus ikut test susulan hari jumat. Ini karena sebenernya, pelajaran ini ada midterm test tanggal 19 desember 2014. Jam 8 malam. Dan saya flight balik ke Samarinda, jam 8 pagi di hari yang sama. Dengan luar biasa pedenya, saya meninggalkan saja testnya. Sampai Samarinda, saya cerita sama mama saya. Dan mungkin mama saya dulunya termasuk mahasiswa yang banyak akal, dia menyarankan pakai saja surat sakit dari rumah sakit dia (dia bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Samarinda). Sebenrnya, ga yakin sih dosen saya bakal nerima. Itu kan surat sakit rumah sakit dari Indonesia gituloh, ketahuan banget kan bohongnya. Mana dosen saya ini killer pulak. Eh gataunya, dia terima loh :))

Jadi beban saya tambah berat saja minggu ini, hanya karena pelajaran ini. Dan ya, hari kamis malam, setelah paginya kumpul project dia, malamnya ada kelas pengganti dari dia, dong :)) dan hari jumat, setelah saya pagi test private dengan dia, malamnya pun ada kelas pengganti (lagi).

Semua jadi serba kebut-kebutan gini, karena minggu depan dia sudah tidak ada di kampus. Sudah mulai cuti melahirkan, karena sekarang dia sedang hamil besar. Yah sudahlah yah kami semua murid dia ini menjadi korban terburu-burunya semua hal.

Tapi Puji Tuhan, project kami yang kami presentasikan hari kamis kemaren, sukses. Tentu saja beban belum berkurang untuk saya. Jumat pagi masih test, bok :) so kamis malam saya masih habis-habisan belajar untuk test jumat pagi.

Jumat pagi, begitu beliau menyerahkan soal test kepada saya, beliau berkata "hurry, cepat buat. finish as fast as you can. saya nak pergi melayat" dan saya bengong. Sebengong-bengongnya. Bukannya tidak bersimpati karena salah satu dosen saya ada yang meninggal dunia, tapi ini soal dengan kurun waktu 2 jam, dan saya harus menyelesaikannya secepat mungkin. Tapi Puji Tuhan (lagi) saya bisa aja sih jawab soalnya. Bisa aja dulu, masalah bener atau salahnya belakangan aja :))

Thug Life belum berakhir. Jumat malam, saat kelas pengganti, hujan deras luar biasa macam rindu para pejuang LDR yang sudah tahunan ga ketemu pasangannya. Petir menggelegar luar biasa, dan TASH. Lampu kelas kami, metong alias mati. Ya. Bagus. Anehnya hanya lampu kelasnya saja yang mati. AC dan lampu untuk LCD Projector tetep nyala. Sepertinya ada yang eror dari sistem listriknya, karena sebelum lampu mati, ada kilat dan petir besar. Tentu saja dosen saya tercinta tetap ngotot menyelesaikan materi hari ini karena ini memang hari terakhir beliau mengajar, karena minggu depan sudah cuti. So, kami belajar dalam gelap-gelapan macam anak dusun dari desa terpencil. Berikut terlampir foto.


But, after all, like i just said, this only thug week, not thug life. Akhirnya selesai sudah semua penderitaan lengkap dengan segala drama yang menghiasi minggu ini. Dan semua ini hanya disponsori oleh satu pelajaran. Reinforced Concrete Design.

Kamis, 22 Januari 2015

Untuk Dia Yang Saya Kagumi Meski Tak Akan Pernah Saya Temui

Pagi ini, saya meneteskan air mata saya. Setetes, dua tetes, untuk dia yang tidak saya kenal. Tidak (akan) pernah saya temui, dan bahkan tidak tahu bahwa saya ada di dunia ini.

Untuk dia yang saya merasa begitu mengetahui segala tentangnya, padahal mungkin, seujung kuku pun tidak.

Untuk dia, yang kehadirannya baru saya hargai beberapa waktu lalu. Yang segala tentangnya menjadi menarik untuk saya baru beberapa lama ini.

Dia seorang perempuan luar biasa. Dengannya, saya bisa merasa dunia menjadi begitu tidak adil. Bagaimana hal buruk bisa terjadi kepada seseorang yang begitu baik. Bagaimana keadilan menjadi susah digenggam.

Kepadanya, pusat perhatian saya tersorot beberapa waktu belakangan ini. Apa adanya dia yang saya tahu, begitu membuat saya tidak habis fikir. Ternyata, sosok seperti ini nyata.

Kepadanya, tawa saya akhir-akhir ini bermula. Dan sampai sekarang, saya masih tidak percaya saya bisa punya cinta sebegini banyak unutk seorang yang belum pernah saya temui. Yang sungguhlah dunianya berberda dengan saya.

Untuknya, saya siap menutup telinga saya. Menjadi tidak perduli kepada orang-orang di luar sana yang mungkin saja menganggap saya berlebihan. Satu kelemahan saya, kalau sudah sayang sama seseorang, selalu berlebihan. Dan saya hanyalah orang bodoh kalau berusaha mengabaikan rasa ini. Dan jujur saja, saya begitu bangga mengakui betapa saya bisa punya rasa sayang sebegini banyak untuk orang tertentu. I'm shallow, i know :p

Tapi pagi ini, saya menangis. Untuk seseorang yang selama ini justru selalu hanya membuat saya tertawa. Dari tingkah lakunya dalam perannya, maupun kelakuan kesehariannya. Pagi ini, saya menangis, membaca sebuah wawancaranya. Betapa perempuan malang ini hanya ingin bahagia. Dan Tuhan, berikanlah dia bahagia. Karena dia sungguh pantas mendapatkannya. Seimbal dengan bahagia yang sudah dia sebar untuk saya dan sekian banyak orang lainnya.

The world loves you, and i'm just one star in the sky, one brick on a wall. but i love my world. and my world is you. My mom always warned me about the drugs on the street, but never about one with beautiful blue eyes and blond hair i'd fall in love with. here i am, down in my knees, ask to God for your happiness. because, you deserve to be..

dear Jen, i know this is silly, but i hope you feel this much love i send for you. I love you.