biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Jumat, 20 Juli 2012

aku rindu aku yang dulu

aku rindu. bukan, bukan lagi hanya merindukanmu, tapi merindukan diriku sendiri juga. diriku sendiri yang baik dan benar saat kau bersamaku. diriku sendiri yang bisa tersenyum, tertawa dengan setulus hati, merasa cinta, merasa bahagia dengan normal seperti dulu, saat kau bersamaku. aku rindu senyumku sendiri, saat melihat wajahmu. senyum yang penuh ketulusan, senyum yang menunjukkan betapa aku bahagia dan bersyukur kau nyata, dan ada di hadapanku. sejak kita berpisah, semua terasa salah. aku tidak bisa tersenyum seperti dulu lagi. aku rusak. hancur. aku, bukanlah aku yang dulu lagi. aku berubah, dan aku berubah hanya karena aku tidak bersamamu lagi
aku rindu aku yang dulu. yang masih bisa merasakan cinta, yang masih bisa merasakan bahagia. entah mengapa kau begitu tega melakukan ini padaku. mengambil semua bagian hatiku, lalu dengan tidak sopannya  kau tidak pernah mengembalikannya padaku. aku merasa kosong. seperti ada yang hilang. oh ya, bukan hanya seperti, tapi memang ada yang hilang. kamu, dan aku yang dulu. yang begitu bahagia saat ada kamu di dekatku. rusak sudah aku. berada di sini hanya sebagai raga kosong. tanpa ada jiwa dan hati di dalamnya. raga kosong yang sekarang tidak bisa merasakan kebahagiaan. raga kosong yang hanya menjalani kehidupan, tanpa tahu untuk apa menjalaninya. aku sangat rindu aku yang dulu. terlebih, aku rindu kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar