biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Selasa, 27 November 2012

bertahan

kau tahu pasti apa yang membuatku bertahan sejauh ini. kaulah alasan utamanya. kaulah penyebabnya. lalu aku bisa apa saat nyatanya kau mulai menyerah? kemana semua janji yang kamu ucapkan dulu? kemana semua kata-kata manis saat kau jelas berkoar di hadapanku bahwa kau akan menungguku menyelesaikan semua apapun yang menjadi kewajibanku, dan kemudian kita melangkah bersama, saling bergenggaman menuju masa depan yang lebih pasti?
kau tahu pasti apa-apa yang berbeda dari kita. kau sudah bisa menggenggam pasti masa depanmu yang lebih baik, sedangkan aku baru saja memulai untuk mencari jati diri. masih butuh bertahun lagi bagiku untuk mencapai titik yang sama sepertimu. dan janjimu. kau mau menungguku. kau masih ingat? atau janji itu hanya kau ucapkan untuk membuatku gembira sesaat saja? apa janji itu kau ucapkan hanya untuk membungkam mulut cerewetku yang tidak pernah berhenti meminta padamu?
apakah ini cinta namanya, saat hanya ada satu pihak yang berusaha mempertahankan segalanya, sedangkan pihak lainnya jelas menganggap sepele dan tidak memperdulikannya?
kau tahu pasti, senyum tulusmu saat memberiku semangat yang jelas-jelas bisa membuatku bertahan sejauh ini. hey kamu. sebegitu sulitnya kah membuatku tetap bersemangat untuk menepati apa-apa yang sudah kita janjikan bersama? hey kamu. bisakah memberiku alasan mengapa kamu menyerah? hey kamu, bisakah kamu memberiku alasan mengapa kamu berubah menjadi seperti tidak mengenalku lagi, seakan aku bukanlah bagian penting dalam hidupmu?
kau mau berhenti, dan menghancurkan tembok yang sudah kita susun bersama untuk bertahan?

ah, kau menyakitiku.

Kamis, 15 November 2012

ini salahnya siapa?

saya selalu ingat kejadian itu. kejadian ketika kamu datang, tampa pertanda, tanpa permisi, tanpa mengucapkan salam, lalu seenaknya saja masuk kedalam hati saya, memporak porandakan semua isinya, lalu kemudian meninggalkannya begitu saja.

saya selalu ingat kejadian itu. saat-saat terdiam lama ketika memandang fotomu, menyesal begitu dalam karena pernah membiarkanmu menghancurkan saya.

ini salahnya siapa? salahsaya yang terlalu mudah percaya? salah saya yang terlalu cepat membuka pintu hati saya? salah saya yang terlalu memaksa kamu masuk kedalamnya? salah sayayang bahkan selalu membuka pintu itu dan memaksa kamu masuk padahal nyatanya kamu sama sekali tidak berniat untuk mampir?

ini salahnya siapa? salah kamu yang terlalu menganggap semua ini hanya lelucon? salah kamu yang bahkan menganggap semua ini permainan yang perlu di mainkan sambil tertawa? salah kamu yang selalu senang bermain main dengan apa yang kita sebut perasaan? salah kamu yang selalu memandang dia, padahal ada aku di sini?

terlalu banyak pertanyaan. hanya satu yang sudah terjawab.

apakah aku dan kamu di takdirkan bersatu?
tidak. jawabannya adalah tidak.

Senin, 12 November 2012

ketika dua orang yang sudah saling memiliki tak lagi menghiraukan jarak yang membentang di antara mereka.

aku tahu, sayang. pasti berat sekali rasanya melewati hari tanpa bisa melihat satu sama lain. pasti berat rasanya melewati hari dan tahu bahwa tak ada senyumnya menunggu untuk di lihat. pasti berat rasanya melewati hari, kelelahan ketika tiba di rumah, dan sadar bahwa tak ada hangat peluknya yang menyambutmu. tapi ketahuilah, daun yang jatuh pun sudah di perhitungkan dengan cermat oleh Tuhan. karena itu percayalah bahwa jarak tak berarti apa-apa saat kau tahu bahwa ada rencana Tuhan yang indah di balik itu semua. semua pertemuan aku dan kamu, dan kemudian kita menjadi 'kita' adalah sesuatu yang sudah di persiapkan Tuhan untuk membuat kita semua tersenyum haru saat mengenangnya.

aku tahu, sayang. secanggih apapun teknologi masa kini, semampu apapun aku melihat wajahmu, bercerita panjang lebar via telefon, bercakap tanpa henti via messege, kau tetap lebih merindukan hadirku. hadirku yang nyata dan utuh di hadapanmu. tapi, siapalah aku ini sayang sampai-sampai bisa mengubah takdir Tuhan. hanya satu hal yang perlu kamu yakini, sayang. segala sesuatu yang ada dan nyata dalam diriku memang diciptakan untukmu. tak perlu takut, sayang. tulang rusuk dan pemiliknya tak akan pernah tertukar.

aku cuma perlu satu hal dari kamu saat jarak memisahkan kita seperti ini, sayang. percaya. aku percaya padamu, dan kamu percaya padaku. jika kita saling percaya, berbeda benua pun tak menjadi masalah, kau harusnya sadar itu.

harusnya kita bersyukur. jarak yang membentang antara kita bisa menjadikan kita selalu menghargai momen saat kita bertemu. kita tidak akan menyia-nyiakan momen pertemuan kita, seperti jutaan pasangan lain di dunia yang justru mungkin sudah jenuh melihat satu sama lain. harusnya kita bersyukur, untuk segala perasaan gugup saat menantikan pertemuan kita. untuk segala perasaan harap cemas berapa lama akan menikmati pelukan satu sama lain, harap cemas kapan lagi menghirup aroma tubuh yang kau hapal mati itu.. semua hal itu menjadi keindahan, sayang. ah, bahkan hal yang paling buruk di dunia pun bisa menjadi indah saat kita melihatnya dengan kacamata yang tepat.

sudah ku katakan berulang kali, sayang. jarak harusnya tak cukup pantas memisahkan kita. karena itu, bertahanlah. percayalah. dan semua akan baik-baik saja.

dari aku, yang tidak pernah kelelahan menopang rindu untukmu.