biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Senin, 26 Desember 2016

Recap 2016

2016 ini... gimana ya jelasinnya.... 2016 ini seperti Draco Malfoy. nyebelin. sok-sokan. tapi ganteng. tapi nyebelin. ya, gitu.

Headline paling menarik di 2016 tentu saja LULUS KULIAH OMG OMG OMG I DID IT. Rasanya seperti ga percaya waktu selesai ujian tertulis terakhir sebagai anak kuliahan. It felt amazing and weird at the same time. Karena jujur, saya tidak yakin suatu hari nanti saya akan selesai menjalani kuliah saya ini. Lulus kuliah tentu saja dibarengi dengan wisuda, yang sebenarnya ga heboh-heboh amat, sih, baru S1 ini. Kalau udah PhD baru deh nanti kita heboh, yah.
Saya menuliskan cerita tentang wisuda saya. Bisa dibaca di sini.

Setelah lulus, terus ngapain? Oh, tentu saja. Kerja. Karena sama orang tua saya ga diizinkan untuk cari kerja sendiri (dengan alasan nanti keasyikan kerja dan lupa mau S2), akhirnya saya sementara kerja sama ayah saya. Hanya untuk mengisi waktu dan mengambil jeda sejenak sebelum saya lanjut S2. DAN TERNYATA.. KERJA ITU.... UWUUUUHHH. MENYEBALKAN SEKALI. Tapi ya sudahlah, jangan diisi keluhan saja postingan ini. Lanjut aja, yuk!

Salah satu yang saya syukuri di 2016 ini adalah moment saya mengenal orang baru dan mencoba sesuatu baru. Mengenal Liane Moriarty dan Colleen Hoover adalah salah satu yang paling saya syukuri. Mereka siapa, sih? Mereka penulis. Yang buku-bukunya luar biasa bagusnya.

Selain penulis, saya juga jadi kerajingan nonton tv series. Dulu, saya hanya tau F.R.I.E.N.D.S karena saya sebenarnya lebih suka nonton film, malas harus terpaksa mengikuti jalan cerita tv series yang jarang hanya sedikit. 1 season dengan belasan episode. Dan 1 tv series dengan banyak season. Tapi, di 2016, saya sangat menyesal kenapa saya baru mencoba mengikuti tv series.

Semua dimulai dari stress awal tahun di mana saya mempertaruhkan kewarasan saya yang sudah di ujung jurang karena satu pelajaran bernama Capstone. Untuk menjaga agar saya tidak gila, saya kok iseng subscribe Netflix, salah satu platform untuk nonton film dan tv series secara streaming. Niatnya sih hanya mau nonton film, eh tapi kok ada satu judul dengan icon yang menarik. Judulnya Grey's Anatomy. Dan ketika saya check ratting-nya, lah, kok tinggi? Timbullah kemudian niat iseng saya nonton season 1, karena waktu itu kebetulan cuma 7 episode. Sedikit dong ya...

TERNYATA EH TERNYATA, GREY'S ANATOMY ITU ADDICTIVE BANGET. Saya habis nonton 3 season dalam 2 hari, di tengah kegilaan capstone. Saya tidak keluar kamar 2 hari (bahkan tidak untuk makan) dan juga tidak tidur karena saya marathon 3 season Grey's Anatomy. dan series ini adalah salah satu alasan saya tetap waras meski sudah dihempa oleh capstone sedemikian rupanya. Ceritanya bisa dibaca di sini.

Setelah 11 season Grey's habis saya tonton, saya mulai browsing dan tanya sana sini tv series apa lagi yang bisa saya tonton. Kebetulan waktu itu Capstone dan thesis saya sudah selesai, jadi hanya tinggal menunggu administrasi kampus sebelum saya pulang. Jadilah saya nonton Sherlock, Castle, Supernatural, Sense8, How To Get Away With Murder, Scandal, The Catch.... semua series itu saya habiskan sepanjang 2016. Series sebanyak itu, dan masing-masing punya beberapa season dengan jumlah episode yang berbeda. Hanya satu kata yang bisa mewakilkannya. AMAZING.

Di tv series itu juga saya menemukan sahabat-sahabat terbaik saya. Karakter dari tv series yang saya rasa jauh lebih mengerti saya daripada orang-orang di kehidupan nyata saya. Cristina, Beckett, Sherlock, Nomi, Mary, Meredith, Castle, Arizona, April, Dean.. semua itu sahabat saya. Saya sayang sekali sama mereka.

Di 2016 ini juga saya mencoba satu hal yang saya pikir tidak akan pernah saya coba. Membaca ebook. Dulu saya sempat berfiikir bahwa orang yang suka membaca buku tidak akan membaca ebook. Tapi begitu saya sadar saya sudah terlalu lelah kehabisan tempat untuk menyusun buku saya, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba membaca ebook. Dan saya jatuh cinta. Akhir tahun 2016 ditutup dengan saya membelikan Kindle sebagai hadiah natal untuk diri saya sendiri dan dengan resolusi bahwa saya akan lebih banyak membaca ebook dan mulai mengurangi membeli buku fisik.

Recap dari 2016 dalam satu kalimat adalah, 2016 was me, riding in a two road. Side by side. One way going strong and fast to the future, and the other way regretting all the decision i made. But most of all, i'm grateful. Despite how broke my heart at this year is, despite how many times i cried, i'm okay. Because at the end, i'll always be okay.

P.S: izinkan saya merenungi betapa 2016 was a shitty year, somehow. Yang paling menghancurkan hati saya adalah cerainya Brad Pitt dan Angelina Jolie, dan juga Amanda Abbington dan Martin Freeman. Love is dead for 2016. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar