biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Sabtu, 22 November 2014

Aku Ada

Dalam diam, dalam semua perbuatan yang sungguh tidak perlu digegap gempitakan oleh suara. Dalam setiap hela napas yang jelas nampak betapa aku mencintai kamu.

Dalam setiap tatapan mata dan kecupan kecil yang istimewa bagiku. Dalam setiap kesempatan untukku menjadi yang satu-satunya bagimu.

Dalam setiap kesempatan melindungimu dari apa-apa saja, dalam setiap di mana aku jelas bisa menjadi yang kau andalkan.

Dalam setiap sandaran yang kau cari saat kau kelelahan, aku selalu ada.

Dalam setiap kalimat sederhana yang tanpa sengaja aku ucapkan, justru adalah tempat yang paling jelas menyatakan betapa aku memujamu.

Dalam setiap sikap posesif yang tidak pernah bisa kamu fahami, aku ada. Melindungimu mati-matian dengan caraku yang mungkin selalu gagal kamu mengerti.

Dalam setiap pertengkaran di mana aku gagal memberitahumu dengan lugas betapa aku cemburu. Betapa aku tidak ingin kamu dimiliki orang lain. Betapa aku ingin kamu hanya menjadi milikku.

Dalam setiap hembusan angin, hanya namamu yang sungguh bergema dalam setiap ruang di pikiranku.

Dalam setiap penolakan dan pembuanganmu atas diriku, dan setiap kebodohan yang aku lakukan; terlunta-lunta kembali kepadamu. Seperti seekor anak kucing yang telah dibuang jauh tapi tetap bisa kembali menemukan jalan pulang. Menyedihkan

Dalam setiap ketiadaan, aku ada.

1 komentar: