biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Sabtu, 26 Januari 2013

bicara pada bintang

dahulu sekali, kau selalu bertanya padaku, apa jadinya kita berpisah? apa jadinya kita setelah kita tak bersama lagi? apa jadinya jika kau merindukanku? dan aku selalu menjawabnya dengan senyum, senyum yang aku usahakan ada di wajahku padahal hatiku sedang karam. aku selalu menjawab, "bicara saja, bintang akan mendengar, dan aku akan merasakannya"

sejauh apapun jarak membentang kita, langit kita tetap sama sayang. bintang dan bulan kita tetap bertahtakan langit yang sama. matahari,sang pusat tata surya kita tetaplah matahari yang sama. lalu apa yang membuatmu ragu?

selama langit kita masih sama, selama kita masih berpayungkan awan yang sama, selama bintang masih menjadi penyinar yang cukup terang untuk malam kita, selama itu aku akan percaya padamu. dan bagian dirimu yang manakah yang tidak mempercayai aku?

rendahkan hatimu, sayang. sadarilah, kalau aku harus merelakan hatiku untuk seseorang, hanya kamu lah orangnya. tidak ada yang lain.

sekali lagi aku berkata kepadamu, jika kamu merindukanku, bicara saja. dan bintang akan menyampaikan semuanya padaku.

dariku, yang tidak pernah berhenti barang sedetikpun untuk percaya padamu

Rabu, 23 Januari 2013

surat untuk idolaku tercinta

teruntuk idolaku tersayang, rossa roslaina

dear idolaku, yang sebenernya bukan cuma sekedar idola tapi juga kakak, panutan, dan contoh ku dalam menjalani hidup beberapa tahun belakangan ini.

kepada senyum indahmu, aku tidak berdaya. kepada suara gelak tawamu, hatiku luluh lantak. kepada alunan suara merdumu, aku jatuh cinta.

mungkin saat membaca surat ini teteh bingung, siapa orang yang sebegitu niatnya menulis surat ini untuk teteh, tapi teteh ga perlu tahu siapa saya, yang perlu teteh tahu, saya menyimpan rasa sayang yang besar buat teteh, saya selalu mendukung teteh, dan saya selalu mengagumi teteh.

teteh itu, batu karang yang teguh buat saya. seorang idola yang kebanyakan manut di apa-apain sama fans macam saya. di suruh followback twitter mau, di paksa-paksa minta di ijinin ketemu mau, di peluk-peluk sama di cium pipi nya pas ketemu mau, hehehe. maaf ya teh, tapi saya tidak pernah berhasil menghilangkan euphoria perasaan senang saya setiap kali berhasil ketemu teteh.

tetaplah tersenyum, untuk rizky, untuk orang tua teteh, untuk semua orang yang teteh sayangin. dan terutama, untuk saya, dan sekian banyak orang lagi di luar sana yang selalu mengamini bahagiamu, teh..

saya sayang teteh, sejak sekitar 7 tahun lalu, dan saya tidak tau kapan akan berhentinya rasa sayang ini. tetaplah tersenyum, bidadariku. tetaplah tertawa dengan bahagia, karena saat teteh tertawa, ada banyak sekali orang yang juga bisa ikut berbahagia, termasuk saya.

tetaplah kuat dan tegar seperti itu. tetaplah menjadi panutan kami semua.

aku, sayang teteh.

dariku, yang tiada pernah lelah menopang rasa sayangku untukmu, idola tercinta.

surat untuk suamiku kelak

dear calon perenggut hatiku, kau sedang apa? apa kau ingin tau apa yang sedang aku lakukan sekarang? aku sedang membayangkan, membayangkan bagaimana wajahmu berbentuk, bagaimana senyummu tersirat, bagaimana kedua matamu memiliki pelangi yang selama ini aku cari, bagaimana kedua bentuk bibirmu begitu pas dan sempurna untuk mengecup pipi dan bibirku. kalau kamu? apa kamu sedang membayangkan aku?

dear kamu, kamu yang siap menghabiskan sisa waktumu dengan aku, aku ingin mencintaimu seperti ini: seperti kedua kaki yang terlalu malas menghitung langkah-langkah yang telah mereka lewati bersama, karena memang menjadi sebuah keharusanlah bagi mereka untuk melangkah bersama, sehingga mereka merasa waktu mereka takkan cukup untuk menghitung langkah-langkah yang telah dan akan mereka lakukan bersama.

aku ingin kencintaimu seperti ini, seperti kedua kelopak mata yang selalu berkedip dan berdampingan bersama, seperti mereka yang bahkan selalu saling mengiringi kemanapun mereka pergi, karena mereka sadar mereka tak bisa hidup tanpa satu dan lainnya.

aku ingin mencintaimu seperti ini, seperti kedua paru-paru yang tidak pernah berhenti menghirup dan menghembuskan nafas untuk kehidupan tuannya. aku mau kita seperti itu sayang, rela menghabiskan seumur hidup untuk kebaikan yang lainnya.

dear calon pemilik hatiku, kamu harusnya tahu persis, apa-apa saja yang bisa membuatku tersenyum dan apa-apa saja yang bisa seketika menghancurkan kebahagiaanku. tapi, satu mungkin yang tidak pernah kau tahu, aku tidak akan pernah tidak tersenyum saat melihatmu sayang. saat melihatmu tersenyum, saat melihatmu terlelap, saat melihat keningmu berkerut memikirkan masalahmu di kantor, saat melihat matamu yang bersinar bahagia setiap melihat ada yang menarik perhatianmu.. aku selalu suka semua gerak gerikmu sayang, bahkan sampai detail terkecil sekalipun.

kamu harusnya tahu, aku tidak bisa memasak dengan rapih di dapurku sendiri. aku tidak pernah suka rasa pahit kopi tanpa pemanis, aku benci masakan pedas, dan aku tidak pernah bisa tidur di saat cahaya memenuhi satu ruangan. tapi, kau selalu menjadi partner yang baik dalam membuat dapur kita berantakan, dan kemudian kita tertawa, lalu membersihkan dan membereskannya bersama. kau juga selalu menjadi seseorang yang tahu persis seperti apa rasa manis yang aku mau dalam segelas kopiku. kamu pun paling tahu, setiap kali aku merasa makanan yang terlalu pedas, kau bahkan pernah bercanda padaku kau akan membawakan seluruh air di lautan agar aku tak lagi merasa kepedasan. dan saat berada di ruangan yang penuh dengan cahaya sementara aku ingin terlelap dan kau tidak punya kuasa untuk menghilangkan cahaya itu, kedua telapak tanganmu yang hangat selalu kamu gunakan sebagai pelindung agar cahaya tak lagi mengganggu mataku yang manja ini, sehingga aku bisa tertidur dengan senyum yang terukir di wajahku.

dear suamiku kelak, kamu, kelak ingin punya berapa anak? aku selalu membayangkan sebuah rumah kecil sederhana bertingkat dua dengan halaman luas, aku akan menyusun lantai dua sebagai kamar anak kita, dan akan membuat kamar-kamar itu seindah mungkin. dua anak kita pasti akan sangat membuat rumah kecil kita ramai, ya? mereka akan berkejaran di lapangan. si sulung, si pria yang akan selalu melindungi adik perempuannya. sesederhana itu inginku, sayang. bagaimana denganmu?

dear suamiku kelak, beritahu aku jika kamu sudah siap datang dan siap mencintaiku, dan aku akan mencintaimu seperti ini, seperti matahari yang tiada pernah berhenti bersinar.

surat ini di tulis olehku, yang sudah tidak sabar untuk mencintaimu.

Minggu, 20 Januari 2013

Surat Cinta, oleh BJ Habibie

Sebenarnya, ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti akan menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi. Aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat adalah kenyataan bahwa kematian dapat benar-benar memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang. Sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati. Hatiku seperti tidak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong. Hilang isi..

"Saya dilahirkan untuk Ainun, dan Ainun untuk saya.."

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada.

Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini..

Mereka mengira, akulah kekasih yang baik bagimu, sayang. tanpa mereka sadar bahwa kaulah yang menjadikanku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua. Tapi, ka ajarkanku arti kesetiaan, sehingga aku setia. Kau ajarkanku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya. Kau dulu tiada untukku, sekarang kembali tiada.

Selamat jalan, sayang. Cahaya mataku, penyejuk jiwaku. Selamat jalan, calon bidadari surgaku.