biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Jumat, 19 Juli 2013

kepada kamu, yang begitu tidak sopan

harusnya, kamu belajar sopan santun.


saya ingat sekali bagaimana kamu datang di hidup saya tanpa permisi. masuk, merapikan kembali segala sesuatu dengan tidak sopannya, meletakkan kembali semua pada tempatnya, dan kemudian duduk di sana, menikmati hasil kerja kerasmu merapikan semuanya. kan? sudah sadar bagaimana tidak sopannya kamu?

duduk diam, layaknya seorang yang menikmati pemandangan indah, dan kemudian pergi begitu saja. tanpa permisi (lagi). membuat aku kembali memporak-porandakan segala sesuatu yang pernah kamu rapikan. nah, sekarang sudah setuju dengan saya bahwa pergi tanpa berpamitan itu tidak sopan?

dan kemudian sekarang, setelah seenaknya pergi dan membiarkan aku membereskan semuanya sendiri, tetap saja kamu masih berlaku tidak sopan. masih menghuni kepalaku, yang jelas-jelas pintunya sudah tertutup rapat untukmu, tanpa aku tahu bagaimana caramu masih bisa berada di dalam kepalaku.

kamu, harusnya belajar sopan santun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar