biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Rabu, 27 Agustus 2014

Dear, Cyn

Dear, cyn.. kamu tahu benar, tidak ada satupun orang yang paham betapa kamu lelah dengan semua ini. Tapi, semangat ya. Semua ini sungguh tidak berbanding lurus dengan apa yang akan kamu dapat di masa depan. Percayalah, bahwa kamu di masa depan nanti akan sangat berterimakasih kepada kamu yang sekarang, betapa kamu berusaha untuk terus berlari di jalurmu dan tidak menyerah.

Pohon kehidupanmu makin tinggi, cyn. Akan lebih banyak angin yang selalu menerpanya. Tapi, akarmu kuat, kan, sayang? Segala terpaan itu akan kamu lalui dengan baik. Pohonmu pasti akan bergoyang sedikit banyak, semua itu normal. Berserah pada keadaan. Nikmati saja angin itu, cyn. Angin itu akan berlalu. Suatu hari nanti mungkin kamu malah akan merindukannya.

Dear cyn, wajah lelah dan lingkar hitam matamu tidak dapat berbohong. Tapi tersenyumlah. Sekalipun hatimu tidak ikut tersenyum. Karena senyum sungguh akan membantu menyelamatkan mood mu yang mungkin sudah hancur lebur.

So many things unclear. So many things unknown. Tapi itu hanya berlaku bagimu, cyn. Truth is given  to us all in our time, in our turn. Someday, you will know why. Someday, all your questions will have an answer.

Jadi, untuk sementara, senyum ya, cyn. Tegar. Masa depan tidak akan semenakutkan itu. Percayalah. Dirimu di masa depan, akan banyak berterimakasih pada perjuangan dan kerja kerasmu di masa sekarang.

Jadi, hey bayangan dalam cermin, senyum dong!

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib Last Day.

Jumat, 22 Agustus 2014

Pengennya, sih..

saya pengennya sih teriak sama semua orang. kasih tau sama mereka betapa saya lelah. otak ini, uda kayak gabus yang airnya habis tapi dipaksa diperas melulu untuk ngeluarin air. kosong, hampa.

saya sih pengennya duduk berdua dengan orang yang selalu bilang "kamu harusnya bersyukur dengan hidupmu" kepada saya. membincangkan sebuah point of view dari saya. bukan untuk mengeluh, hanya agar mereka tau betapa tertekannya saya.

sudahlah basa basi nasihat apalah itu. saya ga perlu itu semua sama sekali. its easy to say so but really hard to done so. kalian bisa kasih saya nasihat dan kata-kata mutiara apalah. dan saya tidak akan terkesima, tapi malah kesal. orang capek itu. mintanya diperhatiin. kalau dikasih nasehat mah dianggap angin lalu. masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

kereta saya yang sedang melaju ini, sungguh masih jauh dari terminal tujuan saya. masih ada terowong yang gelap dan panjang yang harus saya lalui. pengennya sih, bilang sama diri saya yang terseok ini untuk jangan kuatir dan percaya bahwa masa depan saya akan indah.

tapi jujur, saya takut.

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 29

Kamis, 21 Agustus 2014

Pentatonix

Beberapa waktu belakangan ini, saya lagi gila dengan Pentatonix. setelah ga sengaja liat video we are young mereka dulu, emang udah suka sih. Tapi biasa aja. Setelah itu jarang cari tau soal mereka. Tapi setelah cover mereka di lagu Royal nya Lorde, i just fallin in love with them. They are soooooooo good. After that, i started to love them too much.

Di antara mereka berlima, saya paling suka dengan Kirstie. Dia sangat manis, lucu, imut, punya segudang talenta dan very funny. I can see from their live video where i am able to see when she talk, or in their interview. Atau yang paling baru dari ptxperience. Setiap kali liat senyum dia yang lebar dan manis itu, rasanya saya jadi pengen ikutan senyum. Aura dia positif sekali.

Mitch, Scott, Avi dan Kevin adalah member lainnya. Mereka banyak mengajarkan saya tentang betapa menjadi berbeda adalah sebuah hal yang normal. Dan betapa pentingnya menjadi dirimu sendiri.

Sekarang, setiap saya bad mood atau perlu penyemangat, saya akan memutar lagu mereka. Atau mencari di youtube video keseharian atau aktifitas mereka. They are my new moodbooster.

Jadi kalau ditanya someone who change yourlife, i truly can say that they are one of them. They make my life more fun, more colorful, more full of laugh, and i love singing even more since i like them.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 28

Senin, 18 Agustus 2014

Supernova.

Saya suka membaca buku. Sangat suka. Tapi, supernova bukan termasuk jenis buku yang bisa saya baca sebelumnya. Terlalu berat untuk kepala saya yang cetek ini.

Tapi, sekarang saya jadi tergila-gila kepada supernova. Itu semua karna seorang Ibu yang begitu manis dan baik ini.

Dalam perjalanan saya ke bali tahun 2011, saya duduk bersebalahan dengan seorang wanita di pesawat. Dia melihat saya membaca sebuah buku (jujur lupa judulnya apa. sudah terlalu lama, sih). Kami membicarakan buku-buku. Apa saja yang pernah saya baca, apa yang saya suka. Lalu dia bertanya, "kamu, baca supernova?" dan saya jawab, "enggak, bu. Ga mampu memahami, rasanya. Terlalu berat untuk otak saya" Kemudian dia menjawab, "hey, jangan salah. Kamu belum pernah coba, kan? Ini, saya kasih supernova saya, ya. Tapi kamu harus janji kamu akan baca sampai habis" Lalu saya jawab "ga usah, Bu. Ngerepotin aja. Itu kan buku ibu"

Dia jawab, "ah, saya mah gampang, bisa beli lagi. Tapi kamu harus coba baca buku ini dulu. Baru kamu bisa memutuskan kamu suka atau enggak sama buku ini. Janji, ya."

Saat itu pesawat kami sudah landing di Bali. Saya bahkan ga kepikiran menyanyakan nama beliau. Saya hanya tau, dia adalah orang asing yang sangat baik, dan saya mungkin tidak akan dapat kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.

Berkat dia, sekarang saya tergila-gila dengan Supernova.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 27.

Minggu, 17 Agustus 2014

Janji, ya?

Pinky promise? Jujur ga pernah sih. Terlalu manis untuk anak sepreman saya membuat pinky promise haha.

Tapi, janji terakhir yang saya buat sepenuh hati adalah janji saya pada Tuhan. Untuk tidak pernah lelah mengusahakan sebuah senyum dan kebahagiaan bagi kedua orang tua saya.

Dear, cyn. Janji ya. Sebanyak apapun keringat yang jatuh, sederas apapun air mata yang mengalir, selelah apapun kakimu melangkah, sepenat dan seberat apapun kepalamu, semua tidak akan sebanding dengan senyum dan kebanggan kedua orang tuamu saat melihatmu berhasil. Janji, ya. Jangan pernah membuat mereka kecewa.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 26.

Sabtu, 16 Agustus 2014

That person is me.

That person you know will going through the worst of times? Can i say that person is me?

Kepada diri saya sendiri, tidak pernah habis bangga saya. Kepada ketekunan, kesabaran, ketidakpedulian, setiap air mata dan keringat yang keluar, tidak pernah habis bangga saya.

Berjalan sendirian sejauh ini sungguh bukan hal mudah. Tapi semesta, seolah bekerja sama agar semengeluh apapun saya, saya selalu bisa melalui semuanya.

Terseok, terjatuh, tapi selalu bisa bangkit lagi. Kepada langit dan bumi yang selalu berkonspirasi bekerja membantu dan membahagiakan saya, terimakasih, dan keep going.

Saya membutuhkan kalian. Sungguh masih panjang perjuangan saya. Tetaplah seperti ini. Menjadi harmoni penyemangat saya. Karena seburuk apapun waktu yang pernah saya lalui, akan ada beribu hari buruk lain yang siap menunggu saya. Untuk itu, saya perlu naungan baik si langit dan si bumi.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writting Challenge nya @TekoAjib day 25.

Jumat, 15 Agustus 2014

Thank You.

"setiap kali melihatmu tersenyum, saya tahu--saya pun sedang bahagia dengan hidup yang saya miliki"
Farah Fatimah // @falafu

Saya mau mengawali sepotong tulisan ini dengan ucapan terimakasih. Terimakasih, sudah menjadi sebuah inspirasi untuk saya. Terimakasih, sudah kembali mengingatkan saya akan senyum malu-malu setiap kali seorang perempuan memandang, berbicara bahkan sekadar membayangkan seseorang. Terimakasih sudah mengingatkan saya agar menjadi biasa saja selalu lebih baik.

Waktu yang saya curi untuk mencuri perhatianmu. Waktu yang saya curi untuk memandang wajahmu. Waktu yang saya curi untuk melihat senyummu dengan matamu yang menjadi segaris itu. Waktu yang saya curi untuk memperhatikan tingkah lakumu. Waktu yang semua orang pikir telah saya buang untuk kamu, padahal tidak sama sekali; adalah waktu terbaik yang saya habiskan. Menyenangkan.

Sungguh, saya ingin saya dan kamu menjadi kita. Tapi, siapalah saya. Sedari awal semua sudah tidak mungkin. Sedari awal, sudah saya yang salah. Sedari awal, saya tidak memahami posisi masing-masing kita. Sedari awal, saya yang bodoh.

Kepergianmu, sempurna menjadi pengalih yang tepat. Sempurna menjadi tangan yang menampar keras pipi saya agar sadar dan kembali memijak tanah setelah lama berada di awan.

Terimakasih. terimakasih untuk 1 minggu di bulan juni, 4 minggu masing-masing di bulan juli dan agustus ini. Terimakasih atas setiap kelas. Terimakasih atas setiap kelakuan konyol. Terimakasih atas perhatianmu saat saya mengatakan atau berbuat sesuatu. Terimakasih atas senyummu.

You will always be my favorite memory. You will always remind me how thankful i am for being here. Thank you, for a thousand times. Thank you. Please be happy. For me.

Betapa saya ingin memelukmu. Satu kali saja. Dan betapa saya tahu hal itu sungguh tidak mungkin terjadi.

Semoga Tuhan tidak pernah lelah menjagamu.

"aku memeluk angin
di pelukanmu, sekedar ingin"
Andi Gunawan // @ndigun


Rabu, 13 Agustus 2014

KEPO DEH (--,)

Last person i kissed?

Oh, you have no idea how much i want that person is him.

But..

UDAH AH GABOLEH KEPO. INI MAH PRIBADI. PRIBADI.

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 23.

Selasa, 12 Agustus 2014

Kesempatan Kedua

Everything happen for a reason. But sometimes, i wish i know what the reason is.

Dari awal, keputusan saya untuk kuliah di tempat saya kuliah sekarang rasanya seperti mimpi. Seperti sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Impian tertinggi saya dari dulu hanyalah ingin kuliah di  Malang atau Jogja. Mimpi saya hanya setinggi itu. Gantunglah mimpimu setinggi langit? Tidak. Saya tidak berpegang pada kata-kata itu. Saya lebih memilih berpegang pada premis "Gantunglah mimpimu setinggi langit-langit kamar" dengan alasan, kamu masih bisa melihatnya, selalu melihatnya sehingga terus ingat untuk mewujudkannya. Dan mimpi yang masih reasonable. Mimpi, bukankah justru harus unreasonable? Tidak. Tidak bagi saya. Saya terlalu takut untuk bermimpi.

Dan satu hal yang saya harap sungguhlah nyata selain Time Turner-nya Hermione adalah kesempatan kedua. Orang pertama yang ingin saya beri kesempatan kedua adalah diri saya sendiri. Sungguh, saya ingin memutar balik waktu. Memutuskan untuk tidak pergi kesini. Menolak tawaran ayah saya. Memilih Malang, kota yang sudah menjadi impian saya sejak kecil.

Saya tidak akan menyebutkan kenapa saya ingin memberi diri saya kesempatan kedua, kembali ke masa lalu dan mengubah keputusan saya. Sungguh, sedikitpun saya tidak menyesal bisa pergi kesini. Belajar kesini. Ini mungkin adalah impian beberapa orang yang belum tentu bisa tercapai sementara saya bisa mendapatkannya. Tapi, kalau bisa memilih, saya ingin kembali kepada impian langit-langit kamar saya.

Jadi, Tuhan. Saya tau itu tidak mungkin terjadi. Kau tidak akan memutarbalikkan waktu hanya untuk seorang perempuan manja dan pemalas sepertiku, kan? Bagaimana kalau begini saja. Kita berdua bekerja sama. Membuat hari-hari belajar saya di sini menjadi indah. Menjadi bermakna. Bantu saya agar menikmati semua ini dan berhenti berharap semua akan berubah dan saya bisa mendapat kesempatan kedua. Dan bantu saya melihat apa sesungguhnya alasanMu mengirim saya sejauh ini. Gimana? Deal?

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 22.

Senin, 11 Agustus 2014

Jangan Menghitung Anak Ayam Sebelum Telurnya Menetas.

Yang suka Harry Potter, pasti tahu darimana judul post ini saya ambil. Bagi yang belum, sini sini, saya kasih tahu. Itu, perkataan Albus Dunbeldore, kepada Harry Potter di buku Harry Potter and Half Blood Prince. Kalau belum baca, buruan baca.

Jadi gini, beberapa abad lalu, saya dan Dessi pernah chat seperti ini


Ini serius. Kami sungguh tidak suka dengan dosen kami yang berinisial TTK alias Tan Tiak Kun. Numerical Method sudah menjadi subjek menakutkan bahkan sebelum kami mengambilnya. Hanya karena gosip miring ini. Tapi seperti yang saya bilang di akhir chat itu, hanya keyakinan yang kami punya. Keyakinan bahwa that will not be that worse. Semuanya tidak akan seburuk itu.

Dan jadilah kenyataan. Dosen numerical kami, memang diganti. Dan sungguh, dosen kami adalah dosen terbaik sepanjang sejarah numerical selama kampus kami berdiri. Pintar, baik, easy going. Dan satu fakta luar biasa bahwa beliau hanya mengajar satu semester, semester ini saja. Betapa Dewi Fortuna sedang sangat baik kepada kami.

Begitulah. Jangan pernah menilai sesuatu hanya dari penilaian pertama kamu. Atau dugaan kamu. Jangan. Karena siapa yang tahu, Tuhan di atas sana mengosongkan beberapa bagian dari takdir hidupmu dan menuliskan "as you wish?" Jadi, berharap dan yakinlah tentang yang terbaik. Selalu. Karena hanya itu yang kita punya di dunia ini untuk membuat kepala kita tetap waras.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 21.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Jadi gini..

Jadi gini, temanya kan the one who broke your heart the hardest yak.. kayaknya  sih ya, kayaknya, belum ada. Selama ini, yang nge broke hati aku mah nge broke nya biasa aja. Kaga sampe hardest an segala. Yah, umur juga masih muda sih ya abaikan tau apa sih soal broke heart the hardest.

Nyakitin sampe bikin nangis? Ada... ada banget. Tapi, sekarang kalau dipikir-pikir, aku nya yang bego sih. Dan sekarang malah ngakak-ngakak aja kalau ingat. Menurut saya kan ini tema meruntun pada hari ini atau masa sekarang siapa yang saya anggap paling menyakiti hati saya. Nah, kayaknya belum ada, tuh. Jadi kamu jangan berani-beraninya sakitin hati saya ya.

Sekian dulu post ga penting ini.

30 Days Writing Challenge @TekoAjib day 20.

Jumat, 08 Agustus 2014

Semoga Belum Terlambat

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang terganggu tangannya ketika akan menulis atau menekan kalkulator saat melakukan penghitungan di kelasmu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu berusaha menarik perhatianmu sebegini kerasnya dan alhamdulilah terkadang kamu respon dengan sangat konyol.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu membicarakanmu setiap saat, membuat teman saya muak dengan semua curhatan tidak penting saya tentang kamu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu berusaha mencuri pandang ke wajahmu. Pada senyummu, pada matamu yang menjadi segaris tipis saat kau tersenyum, pada kebiasan lari-lari kecilmu di kelas yang saya tidak faham apa faedahnya tapi tetap saja lucu di mata saya. Pada gayamu saat berusaha mengingat materi pelajaran yang katamu tidak kamu kuasai itu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja aku yang sedikit lagi menyentuh tahap gila saat seorang teman mengabari bahwa ada seorang dosen lain (yang kebetulan juga saya kagumi karna pintar, baik, dan...... cantik) yang tersipu saat mendengar namamu dan menanyakan nomer ponselmu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja aku yang akhir-akhir ini selalu rajin mengerjakan semua assignment dan tutorial darimu, tapi dengan motifasi yang salah.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, bahwa kamu telah mempengaruhi saya, dalam cara yang baik maupun yang buruk.

Semoga belum terlambat untuk saya sadar.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 19

Kamis, 07 Agustus 2014

Berhenti Di Kamu

Sungguh, aku iri kepadamu, dan betapa aku ingin menjadi kamu. Karna bisa aku berikan sayang sebegini banyak. Karna bisa ku berikan pengorbanan yang belum tentu bisa ku berikan pada orang lain. Karena selalu bisa ku maafkan dengan begitu mudah. Karena hatiku terlanjur mencintaimu dan tidak bisa kembali. Karena selalu bisa memberikanmu apa yang bisa aku berikan.

Hatiku, mati rasa untukmu. Semua yang salah terasa benar. Semua menjadi mungkin untukmu. Karena tubuhku butuh kamu, sementara kita tidak bisa kembali seperti dulu. Rusak sudah aku. Semoga kamu faham, betapa aku ingin menjadi kamu. Karena hatiku, berhenti di kamu.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 18