biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Jumat, 22 Agustus 2014

Pengennya, sih..

saya pengennya sih teriak sama semua orang. kasih tau sama mereka betapa saya lelah. otak ini, uda kayak gabus yang airnya habis tapi dipaksa diperas melulu untuk ngeluarin air. kosong, hampa.

saya sih pengennya duduk berdua dengan orang yang selalu bilang "kamu harusnya bersyukur dengan hidupmu" kepada saya. membincangkan sebuah point of view dari saya. bukan untuk mengeluh, hanya agar mereka tau betapa tertekannya saya.

sudahlah basa basi nasihat apalah itu. saya ga perlu itu semua sama sekali. its easy to say so but really hard to done so. kalian bisa kasih saya nasihat dan kata-kata mutiara apalah. dan saya tidak akan terkesima, tapi malah kesal. orang capek itu. mintanya diperhatiin. kalau dikasih nasehat mah dianggap angin lalu. masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

kereta saya yang sedang melaju ini, sungguh masih jauh dari terminal tujuan saya. masih ada terowong yang gelap dan panjang yang harus saya lalui. pengennya sih, bilang sama diri saya yang terseok ini untuk jangan kuatir dan percaya bahwa masa depan saya akan indah.

tapi jujur, saya takut.

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar