biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Senin, 11 Agustus 2014

Jangan Menghitung Anak Ayam Sebelum Telurnya Menetas.

Yang suka Harry Potter, pasti tahu darimana judul post ini saya ambil. Bagi yang belum, sini sini, saya kasih tahu. Itu, perkataan Albus Dunbeldore, kepada Harry Potter di buku Harry Potter and Half Blood Prince. Kalau belum baca, buruan baca.

Jadi gini, beberapa abad lalu, saya dan Dessi pernah chat seperti ini


Ini serius. Kami sungguh tidak suka dengan dosen kami yang berinisial TTK alias Tan Tiak Kun. Numerical Method sudah menjadi subjek menakutkan bahkan sebelum kami mengambilnya. Hanya karena gosip miring ini. Tapi seperti yang saya bilang di akhir chat itu, hanya keyakinan yang kami punya. Keyakinan bahwa that will not be that worse. Semuanya tidak akan seburuk itu.

Dan jadilah kenyataan. Dosen numerical kami, memang diganti. Dan sungguh, dosen kami adalah dosen terbaik sepanjang sejarah numerical selama kampus kami berdiri. Pintar, baik, easy going. Dan satu fakta luar biasa bahwa beliau hanya mengajar satu semester, semester ini saja. Betapa Dewi Fortuna sedang sangat baik kepada kami.

Begitulah. Jangan pernah menilai sesuatu hanya dari penilaian pertama kamu. Atau dugaan kamu. Jangan. Karena siapa yang tahu, Tuhan di atas sana mengosongkan beberapa bagian dari takdir hidupmu dan menuliskan "as you wish?" Jadi, berharap dan yakinlah tentang yang terbaik. Selalu. Karena hanya itu yang kita punya di dunia ini untuk membuat kepala kita tetap waras.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 21.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar