biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Jumat, 08 Agustus 2014

Semoga Belum Terlambat

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang terganggu tangannya ketika akan menulis atau menekan kalkulator saat melakukan penghitungan di kelasmu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu berusaha menarik perhatianmu sebegini kerasnya dan alhamdulilah terkadang kamu respon dengan sangat konyol.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu membicarakanmu setiap saat, membuat teman saya muak dengan semua curhatan tidak penting saya tentang kamu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu berusaha mencuri pandang ke wajahmu. Pada senyummu, pada matamu yang menjadi segaris tipis saat kau tersenyum, pada kebiasan lari-lari kecilmu di kelas yang saya tidak faham apa faedahnya tapi tetap saja lucu di mata saya. Pada gayamu saat berusaha mengingat materi pelajaran yang katamu tidak kamu kuasai itu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja aku yang sedikit lagi menyentuh tahap gila saat seorang teman mengabari bahwa ada seorang dosen lain (yang kebetulan juga saya kagumi karna pintar, baik, dan...... cantik) yang tersipu saat mendengar namamu dan menanyakan nomer ponselmu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja aku yang akhir-akhir ini selalu rajin mengerjakan semua assignment dan tutorial darimu, tapi dengan motifasi yang salah.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, bahwa kamu telah mempengaruhi saya, dalam cara yang baik maupun yang buruk.

Semoga belum terlambat untuk saya sadar.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar