biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Selasa, 12 Agustus 2014

Kesempatan Kedua

Everything happen for a reason. But sometimes, i wish i know what the reason is.

Dari awal, keputusan saya untuk kuliah di tempat saya kuliah sekarang rasanya seperti mimpi. Seperti sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Impian tertinggi saya dari dulu hanyalah ingin kuliah di  Malang atau Jogja. Mimpi saya hanya setinggi itu. Gantunglah mimpimu setinggi langit? Tidak. Saya tidak berpegang pada kata-kata itu. Saya lebih memilih berpegang pada premis "Gantunglah mimpimu setinggi langit-langit kamar" dengan alasan, kamu masih bisa melihatnya, selalu melihatnya sehingga terus ingat untuk mewujudkannya. Dan mimpi yang masih reasonable. Mimpi, bukankah justru harus unreasonable? Tidak. Tidak bagi saya. Saya terlalu takut untuk bermimpi.

Dan satu hal yang saya harap sungguhlah nyata selain Time Turner-nya Hermione adalah kesempatan kedua. Orang pertama yang ingin saya beri kesempatan kedua adalah diri saya sendiri. Sungguh, saya ingin memutar balik waktu. Memutuskan untuk tidak pergi kesini. Menolak tawaran ayah saya. Memilih Malang, kota yang sudah menjadi impian saya sejak kecil.

Saya tidak akan menyebutkan kenapa saya ingin memberi diri saya kesempatan kedua, kembali ke masa lalu dan mengubah keputusan saya. Sungguh, sedikitpun saya tidak menyesal bisa pergi kesini. Belajar kesini. Ini mungkin adalah impian beberapa orang yang belum tentu bisa tercapai sementara saya bisa mendapatkannya. Tapi, kalau bisa memilih, saya ingin kembali kepada impian langit-langit kamar saya.

Jadi, Tuhan. Saya tau itu tidak mungkin terjadi. Kau tidak akan memutarbalikkan waktu hanya untuk seorang perempuan manja dan pemalas sepertiku, kan? Bagaimana kalau begini saja. Kita berdua bekerja sama. Membuat hari-hari belajar saya di sini menjadi indah. Menjadi bermakna. Bantu saya agar menikmati semua ini dan berhenti berharap semua akan berubah dan saya bisa mendapat kesempatan kedua. Dan bantu saya melihat apa sesungguhnya alasanMu mengirim saya sejauh ini. Gimana? Deal?

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar