biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Senin, 18 Agustus 2014

Supernova.

Saya suka membaca buku. Sangat suka. Tapi, supernova bukan termasuk jenis buku yang bisa saya baca sebelumnya. Terlalu berat untuk kepala saya yang cetek ini.

Tapi, sekarang saya jadi tergila-gila kepada supernova. Itu semua karna seorang Ibu yang begitu manis dan baik ini.

Dalam perjalanan saya ke bali tahun 2011, saya duduk bersebalahan dengan seorang wanita di pesawat. Dia melihat saya membaca sebuah buku (jujur lupa judulnya apa. sudah terlalu lama, sih). Kami membicarakan buku-buku. Apa saja yang pernah saya baca, apa yang saya suka. Lalu dia bertanya, "kamu, baca supernova?" dan saya jawab, "enggak, bu. Ga mampu memahami, rasanya. Terlalu berat untuk otak saya" Kemudian dia menjawab, "hey, jangan salah. Kamu belum pernah coba, kan? Ini, saya kasih supernova saya, ya. Tapi kamu harus janji kamu akan baca sampai habis" Lalu saya jawab "ga usah, Bu. Ngerepotin aja. Itu kan buku ibu"

Dia jawab, "ah, saya mah gampang, bisa beli lagi. Tapi kamu harus coba baca buku ini dulu. Baru kamu bisa memutuskan kamu suka atau enggak sama buku ini. Janji, ya."

Saat itu pesawat kami sudah landing di Bali. Saya bahkan ga kepikiran menyanyakan nama beliau. Saya hanya tau, dia adalah orang asing yang sangat baik, dan saya mungkin tidak akan dapat kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.

Berkat dia, sekarang saya tergila-gila dengan Supernova.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 27.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar