biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Kamis, 31 Juli 2014

Best Birthday Ever.

Someone from my childhood that still be someone important for me till now is Rossa. Dari awal, dia sudah sukses membuat saya mabuk. Pertama kali dengar nada-nada cinta, dan saya langsung sukses masuk perangkap.

Punya kesempatan dekat dengan beliau, hingga berujung selalu dapat ucapan ultah beberapa tahun belakangan. Tapi, tahun ini, beda.......

Sampai pukul 11 malam, saya galau habis-habisan karna teteh sama sekali belum ngucapin. Saking galaunya, saya main 2048 dan sukses memecahkan rekor tembus ke 2048 setelah selama ini gagal terus. Dan saat pukul 12, berlalulah sudah 30 Juli dan saya berfikir "ah sudahlah. Toh besok saya bisa bertemu beliau dan menyaksikan beliau bernyanyi"

Keesokan harinya, pergilah saya ke tempat acara. Bertemu dengan mas ponco, dan langsung disuruh untuk tunggu teteh di luar saja sampai teteh masuk untuk nyanyi.

Setelah menunggu, begitu melihat teteh keluar dari lift, saya langsung tau ada yang tidak beres. Matanya, nampak berbeda. Langsung berkata dalam hati, "aduh, teteh sakit". Dan, benar saja. Saya menghampiri dia untuk cipika cipiki (dia membisikan selamat ulang tahun) dan merasakan hangat suhu badannya. Dia langsung berkata "cynn aku demam" dan saya lantas berkata "iya.. anget pipinya"

Kemudian menunggu saat dia menyanyi, teteh memesan teh hangat. Menyesapnya perlahan. Tangan dan kaki saya sudah lemes habis-habisan. Denger dia sakit saja tangan saya sudah gemeteran. Apalagi melihat dia sakit di depan mata. Raut wajahnya menunjukkan dengan jelas kondisi dia.

Selesai acara, saya sudah menunggu di depan lift untuk ikut beliau naik ke atas. Sampai di atas, kami berfoto bersama. Kemudian kak mutia bilang "teteh kok lupa sih, ngasih ucapan ke cyn" dan teteh dengan muka syok bilang "haaahh? Kamu itu aku ucapin paling pertama, cyn. Panjang twitnya. Aku diem aja karna aku pikir aku uda ucapin.." dan aku dengan wajah sedih cuma bisa bilang "serius teh? Ya ampun.. aku sudah galau-galau padahal"

Dan sampai kami masuk ke kamar beliau untuk saya minta tanda tangan, dia masih saja berkata "ih serius cyn, aku tulis panjaaang. Dear cyn, semoga panjang umur sehat gitu2.. aku malah ngucapin pertama buat kamu" dan saya cuma bisa bilang "iyaa teteh gapapa.. udah ketemu kok. Lebih seneng diucapin langsung"

Dan beliau memilih menuliskan lagi selamat ulang tahun di CD yang saya berikan ke beliau. Lalu saya bilang "tuh, aku bawain Glam" trus dia kesenengan donggg ((:

Kemudian saya pamit pulang "teteh saya pulang ya.. makasih, istirahat yaa.." dan beliau tetepp bilang "kasiannyaaa anak orang ga di ucapin.. iyaa nanti ketemu lagi ya.."

Setelah semalam saya berfikir ini worst birthday ever, hari ini dia membuatnya menjadi best birthday ever. Thank you so much. You can't ever imagine how much i love you.

Rabu, 30 Juli 2014

Kamu Yang Di Negeri Jiran

Hae dosen kesayangan akoh yang ada di negeri jiran.

Maaf lahir batin. See you in few days.

Jangan kangen, ya. Cuma aku yang boleh kangen.




Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 16.

Selasa, 29 Juli 2014

Miss my old friends

sebenarnya, tepat sekarang, saya tidak punya seseorang yang sangat sangat saya rindukan. tapi, saya rindu, teman-teman SMA saya. mereka, yang membuat rasa 3 tahun di SMA berlalu secepat kilat. Mereka, yang membuat warna warni hari saya sudah tidak terdeteksi lagi berwarna apa karena terlalu campur aduk.

bersama mereka, tidak pernah ada kata gila. karena memang kami semua sudah gila, jadi apapun yang kami lakukan pun hal-hal gila.

bersama mereka, jam belajar 7 pagi sampai pukul 2 berlanjut lagi bimbingan belajar sampai jam 7 malam tidak pernah melelahkan untuk saya.

bersama, kami menertawakan hidup. menertawakan waktu yang begitu angkuh, tidak mau berhenti barang sekejap saja, duduk berbincang dengan kami. menertawakan bumi, yang terus berputar tidak pernah berhenti, tidak memberi kami waktu lebih, membuat kami begitu memanfaatkan waktu yang ada.

bersama, menertawakan nasib. menertawakan kertas hasil ujian bernilai 3 atau 4. tidak menyesal sedikitpun. untuk waktu belajar yang kami korupsi untuk mengunjungi mall, makan dan menonton film. untuk kebohongan kebohongan pada orang tua sekedar ijin untuk keluar rumah. untuk waktu mengejarkan tugas kelompok yang malah kita habiskan untuk membuat roti goreng mentega yang gagal total.

dan meringis bersama, untuk perpisahan yang begitu cepat. harus kita hadapi. untuk kerenggangan dan keretakan persahabatan. untuk masa depan yang harus kita kejar masing-masing.

dear Seplis, Efi, Andini, Dion, Fanny.. i miss you all.. kapan kita kumpul lagi?

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 15

Minggu, 27 Juli 2014

Tidakkah kamu lelah?

Sudah berapa lama kamu mencoba? Tidakkah kamu lelah?

Sungguh, dari sekian banyak kemungkinan alasan saya menolak kamu, saya tidak bisa menyebutkan satu alasan pun. Kamu, sungguhlah baik. Tapi, entah mengapa seperti ada yang tidak pas. Mungkin saya yang terlalu angkuh untuk menerima kamu.

Sejak awal kedatangan saya ke kampus, kamu sudah selalu berusaha merebut perhatian saya. Sebut saja saya terlalu percaya diri atau apalah. Tapi, 2 tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk saya menyadari kamu menyukai saya.

Sudah berapa lama kamu mencoba? Dan saya, tetap segunung es. Diam, berdiri memandang kamu tanpa sedikitpun mengijinkan kamu mengetuk pintu itu. Saya biarkan kamu berdiri di depannya, tanpa membiarkanmu menyentuhnya apalagi memasukinya.

Maaf, tapi sungguh. Kunci itu telah saya simpan untuk orang lain.

2 tahun, dan saya selalu saya mencoba menjauhkan kamu dari kehidupan saya. Dan kamu, dengan segala kegigihanmu tetap saja mencoba.

Sudah, ya? Bukankah kau sudah menyerah? Kurang lamakah 2 tahun untuk kamu sadar, saya tidak akan bisa menaruh rasa suka padamu? You deserve better. Cari perempuan lain, yang tidak sebodoh saya. Yang bisa menerima kamu. Karena sungguh, saya bisa merasakan cinta kamu yang besar itu. Jangan sia-siakan untuk orang seperti saya.

Sudah, ya? Kamu pasti lelah. Temukan dia yang mau menerima kamu apa adanya. Dan biarkan saya tetap menyimpan kunci itu.

Jumat, 25 Juli 2014

saya minta maaf, ya?

Saya pernah merasakan cinta. Pernah merasakan sayang. Tapi sungguh, kali ini beda adanya. Kamu sempurna menghipnotis saya. Dengan kepintaran dan kesederhaan kamu. Dengan sifat dan kelakuan kamu. Dengan bagaimana cara kamu memandang hidup.

Saya minta maaf, ya?

Maaf karna sudah berani-beraninya menaruh rasa suka dan rasa kagum kepadamu. Maaf karena tidak sadar diri, siapalah saya ini berani-beraninya menyukai kamu. Maaf karena, meski saya tau benar semua tidak mungkin, kepala saya tetap membayangkan skenario yang saya harapkan akan terjadi.

Mantra apa sih yang kamu berikan pada saya? I'm completely under your spell. Kepandaian dan keagungan kamu seperti selalu membuat kepala saya menoleh ke arahmu, seperti sempurna selalu membuat saya mengerahkan segala kemampuan saya untuk menarik dan merebut perhatianmu.

Saya minta maaf, ya?

Karena sungguh, hanya itu yang bisa saya pinta darimu. Saya tidak mungkin meminta perhatianmu. Tidak mungkin meminta utuhnya dirimu. Tidak mungkin meminta sayangmu. Tidak mungkin meminta cintamu.

Saya minta maaf, ya?

Karena hanya membebani pikiran kamu dengan hal-hal tidak penting seperti ini. Karena telah menjadi sekeping debu yang menyalip dan mengganggu mata serta arah pandangmu. Karena telah mengacaukan semuanya. Karena telah menjadi tidak profesional. Karena sungguh, kalau kamu tau mengenai hal ini, semua antara kita akan rusak. Saya jamin itu.

Jadi, saya minta maaf, ya?

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 13.

Senin, 21 Juli 2014

Saya (tidak) membenci kamu.

Tidak, saya tidak benci kamu. Kalaupun ada orang yang harus dibenci, saya akan membenci diri saya sendiri. Yang begitu mudahnya membuagi waktu saya untuk kamu. Yang hanya bisa membuangnya secara sia-sia.

Tidak, saya tidak benci kamu. Sekarang, setiap melihat kamu, rasanya saya ingin memukul kepala saya sendiri, untuk waktu yang terbuang, untuk perhatian sia-sia, untuk kepercayaan yang begitu mudah saya bagi untuk kamu.

Saya membenci diri saya sendiri, yang begitu mudahnya terjebak dalam permainanmu. Saya benci hati saya, yang begitu cepat percaya.

Dan sampai sekarang, yang belum saya maafkan adalah diri saya sendiri.

There is a lot of pain caused of you. But then i realise, there won't be that much of pain if i didn't put my hope that high.

Kepada kamu, yang dulu begitu mudah datang, dan sama mudahnya pergi, saya tidak membenci kamu. Tidak. Yang saya benci adalah diri saya sendiri.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 12.

Minggu, 20 Juli 2014

My Beloved Grandma who i never knew

Nama lengkap saya Chyntia Christina Darongke. Tidak banyak yang tau nama tengah saya, Christina. Selama ini, saya selalu menulis nama saya hanya Chyntia Darongke, entah mengapa. Seperti kebiasaan saja. Kalaupun saya menulis nama lengkap, akan saya tulis Chyntia Ct. Darongke. Tidak menuliskan Christina secara lengkap. Padahal, Christina itu adalah nama Oma saya. Oma, yang tidak pernah sempat saya kenal.

Saya lupa, saya bisa tau mengenai Christina adalah nama Oma saya dari siapa. Ayah saya, beliau tidak pernah mau berbicara tentang hal ini. Entah mengapa. Samar-samar yang saya tau, profesi Oma saya adalah seorang perawat, sama seperti Ibu saya sekarang. Oma saya, meninggal karna kapal yang tenggelam, dalam sebuah perjalanan yang saya pun tidak tau hendak kemana. Beliau, membungkus dirinya dengan selimut saat tidur, yang tidak memungkinkan beliau bergerak sama sekali. Padahal, beliau adalah perenang handal yang seharusnya sangat bisa menyelamatkan diri kalau kapal tenggelam. Beliau lahir dan besar di kota kecil di Sulawesi Utara yang dikelilingi oleh pantai. Laut, adalah setengah dari kehidupannya.

Sungguh, saya sama sekali tidak ingat siapa yang memberitahu saya hal ini. Tapi, orang ini berkata, "Oma mau, anak perempuan pertama ayahmu bernama sama seperti beliau" Dan sungguhlah, a deceased person that i wish i  could talk to is her. Saya ingin tau tentang beliau. Tentang kehidupannya, tentang masa kecil ayah saya, tentang segala sesuatu yang ayah saya selalu simpan rapat tanpa tau penyebabnya. Saya ingin beliau mengajarkan apa-apa yang orang tua saya tidak ajarkan kepada saya. Saya ingin memeluknya, melihat wajahnya, mendengar suaranya..

Oma, yang tenang ya disana.. semoga saya berhasil membuat Oma bangga. Semoga Oma seneng ketemu Tuhan Yesus di surga.. salam sama semuanya ya, aku jagain papa baik-baik.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 11.

Jumat, 18 Juli 2014

Dear, Teteh..

Someone you don't talk as much as you'd like to for me is maybe Teteh. Saya pikir, saya mengenal dia. Seluruhnya tentangnya. Apapun tentang dia. Nyatanya, saya hanya melihat puncak dari gunung es, sementara sisa dari bagian gunung es itu disembunyikan dengan sangat baik oleh laut.

Saya, ngefans sama teteh sejak 2005. Saya lupa apa penyebab awalnya, tapi, saya sudah begitu jatuh cinta pada dia sejak lama. Suaranya, wajahnya, tawanya. Begitu sempurna. Dulu, saya hanya tau ngefans saja. Punya CD atau kasetnya, hafal lagunya..

Kemudian masuklah ke dunia ini teknologi bernama facebook. Saya pun ikut larut dalam euphoria bersama sekian banyak orang lainnya. Ikut heboh main facebook. Dan Rossa pun ikut-ikutan. Ada satu official facebook dimana dia benar-benar memegang akun tersebut. Dan hebohlah kami ini. Di facebook, saya pertama kali berinteraksi langsung dengan teteh. Pertama kali dapat teman-teman sesama fans Rossa. Pertama kali, merasa seolah begitu kenal dengan teteh.

Padahal, tau apa saya ini tentang dia. Makin kesini, berteman dengan orang-orang dalam, beberapa kali bertemu langsung dengan beliau, saya jadi makin tahu, seperti apa teteh sebenarnya. Jadi terlihatlah, teteh juga manusia. Dia yang saya anggap sosok yang begitu sempurna, ternyata juga punya kelemahan. Meskipun saya tetap menerima dia apa adanya dia dengan tangan terbuka.Tapi sungguhlah, puncak gunung es itu masih tebal berselimut salju.

Jadi, dear teteh, yuk, ngopi-ngopi bareng, seharian. Kita ngobrol semua tentang teteh. Biarkan saya bertanya pertanyaan yang selama ini menganggu saya, dan sudilah teteh untuk menjawabnya. Gimana? *senyum manis*

Selasa, 15 Juli 2014

I wish i could meet you, God.

Saya harap saya dapat bertemu denganMu, Tuhan. Dan bertanya, "apa kabar? bagaimana harimu? menyenangkan kah?"

Saya harap saya dapat bertemu denganMu, Tuhan. Dan berbincang. Tentang segala sesuatu. Bagaimana perasaanmu saat menciptakan aku, bagaimana rasanya menulis barisan takdir hidupku dan milyaran orang lainnya. Berbincang, tentang, segala takdir, yang mungkin saja Kau tulis dengan hati-hati. Yang, mungkin saja, Kau tulis hanya dengan nalar dan insting-Mu.

Berbincang tentang dunia dan seisinya yang maha dahsyat. Tentang betapa ketergantungan kami akan diriMu, sementara sekian banyak orang (termasuk saya) terkadang lupa akan Engkau. Lupa bersyukur. Lupa berterimakasih. Atas sesuatu sesederhana oksigen yang tidak bisa kami bayangkan hidup kami tanpa benda tersebut, dan bahkan kami dapatkan setiap detik secara gratis, sebagai hadiah dariMu.

Berbincang tentang, bercandakah Engkau, tentang kehidupan. Karna Engkau adalah Maha Segalanya, bukan? Tidakkah itu termasuk Maha Humoris?

I wish, i could meet you, God. Having a coffee break, and talk, about everything. About all the reason when something happen in my life. Because everyone say something happen for a reason, and sometimes, i really wish so hard that i could know the reason. That's why i want to meet you, God. Even for just asking, "how you doing?"

Dan bertanya, "tidakkah Kau lelah?"

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 9.

Senin, 14 Juli 2014

Day 8 : Favorite Internet Friend

Agak sensitif kalau berbicara soal teman. Satu-satunya geng sahabat yang belum pernah mengecewakan saya itu Marcia, geng sahabat saya dari kecil yang saya ceritakan di sini. Yang lain? Bisanya cuma kasih harapan-harapan palsu saja. Cuma mencari keuntungan, ninggalin kalau saya lagi sedih, tapi kalau mereka sedih maunya dekat-dekat dan memanfaatkan saya. Kalau lagi senang, lupa punya teman namanya Chyntia. Kalau lagi sedih, saya yang dicari pertama untuk dimintai bantuan. Gapapa. Wesbiyasak.

Tapi kali ini, ada seseorang. Sebut saja dia Ian sebenernya emang orangnya minta disebut gitu. Sst, jangan bilang-bilang orangnya, ya. Berawal dari saya follow dia di twitter, di accept, kemudian begitu saja. Lalu kemudian karna kesukaan kami yang sama akan sesuatu, saya minta nomer kontak dia karna ada sesuatu yang ditanyakan.

Tidak disangka, orangnya lucu. Kalau saya chat sama dia, ketawa-ketawa sendiri sudah lumrah rasanya. Selera humor kami sama, meski terpaut usia yang agak berbeda #dilemparbomatom. Tapi serius. Ini gatau karna Ian ini kekinian, apa saya yang terlalu jadul.

Kalau sudah cerita atau membahas sesuatu, bisa kayak novel. Satu hal yang dia gatau, waktu dia cerita panjang nulis sesuatu, saya kebetulan lagi masak. Jadi saya minta tolong temen saya membacakan. Trus temen saya bilang, "dih, panjang banget cyn. baca sendiri aja" masih suka ketawa kalau ingat hahaha.

Dan entah kenapa, saya juga seperti mudah sekali terpancing menceritakan sesuatu. Kadang sampe bengong "ini tadi aku cerita sama dia nih hal ini?" Tapi, ya gitu. Kalau uda cerita seperti mengalir saja. Mungkin emang orangnya asik diajak curhat. Gausah GeEr.

Jadi, ngikutin tema hari ini, sejauh ini teman internet favorit saya masih Ian ini. Selalu nyaman ketika ngobrol dengan dia. Semoga dia ga guling-gulingan di kasur ya baca posting ini.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 8

Minggu, 13 Juli 2014

Day 7 : Hei..

Hei.. hari ini giliran saya menceritakan tentang kamu. Duduk manis, ya. Siapkan teh hangat yang paling kamu suka itu. Ah, aku masih hafal bagaimana membuatnya. Manis yang kamu inginkan, kepekatan yang kamu inginkan.. Bersiaplah membaca. Karna ini, tentang kamu.

Hei.. aku, harus mulai darimana untuk menceritakan kamu? Aku tidak tahu. Tidak bisa memilih satu kata, yang bisa membuka cerita ini. Bagaimana kalau, terimakasih? Ya, terimakasih. Terimakasih, sudah pernah menerima aku, seperti adanya aku. Terimakasih, untuk waktu indah yang sudah pernah kamu berikan untuk saya.

Hei.. sudah berapa lama berlalu sejak waktu itu? Waktu di mana kita berdua marah. Marah satu sama lain. Marah pada keadaan. Marah pada waktu. Marah yang membuat saya kehilangan kamu. Sudah berapa lama? Terasa lama kah bagimu? Karna bagi saya, ya. Melanjutkan semua hal ini tanpa kamu sound really bullshit to me. Saya seperti manusia yang berjalan karena harus berjalan. Tidak untuk mencapai tujuan tertentu.

Hei.. boleh aku bertanya sesuatu? Menyesalkah kamu, atas waktu yang sudah kamu beri buang untuk aku? Karna aku, tidak. Sekian waktu bersamamu adalah indah. Tidak pernah sedikitpun saya menyesal. Kalaupun ada sesal, mungkin karena saya begitu mudah melepas kamu dulu. Sampai sekarang selalu menjadi pertanyaan besar yang tidak pernah saya temui jawabannya.

Hei.. kamu, sekarang bahagia? Karna sungguh, aku ingin kamu iya. Jangan lagi buang waktumu untuk gadis yang tidak penting seperti aku. Kamu sendiri kan yang bilang, kamu mau serius? Tidak mau membuang waktumu untuk hal remeh temeh? Ah, ini yang paling saya suka dari kamu. Kedewasaan kamu. Dalam menghadapi masalah, dalam menghadapi hidup, dalam menghadapi saya dulu.

Hei.. tersenyumlah. Karna tanpa sadar, saya selalu reflek tersenyum setiap kali melihat (atau membayangkan) senyummu. Karna saya bangga pada diri saya, berhasil menulis posting ini dengan senyum. Itu kan yang kamu inginkan? Atau bukan? Ah, nampaknya saya sudah kurang mengenal kamu sekarang.

Selamat malam. Jangan tidur telat ya, besok kamu kerja kan..

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 7.

Sabtu, 12 Juli 2014

Day 6 : Stranger.

Tema hari ini stranger. Mengingatkan saya akan hobi aneh saya, mengamati orang asing, bahkan mengobrol dengan mereka. Menurut saya, mengamati manusia menyenangkan. Perhatian seorang ibu kepada anaknya, sepasang kekasih yang asik berangkulan tangan dalam kereta, 2 orang laki-laki yang berjalan bergandengan dan merasa dunia milik berdua.. Apa saja. Apa saja yang bisa mencuri perhatian saya.

Salah satu kisah dengan stranger yang saya paling ingat adalah kisah ini. Saya, punya hobi aneh. Membawa sebuah novel, es krim (atau kopi) dan kemudian duduk di taman KLCC. Bukan, bukan untuk memandang menara kembar yang begitu tersohor itu. Tapi hanya duduk, membaca novel. Kadang kalau isengnya kumat, bawa kamera. Foto-foto apa saja yang bisa difoto. Duduk di sana itu racun. Untuk saya yang gemar memandang tingkah laku orang, tempat itu seperti perpustakaan yang menyimpan berbagai macam buku, berbagai macam warna.

Ada yang heboh karna baru pertama kali datang kesana, berusaha menangkap semua momen dalam kamera mereka. Ada serombongan keluarga, kesemuanya menampilkan ekspresi bahagia, karna bisa bersama menikmati sore yang indah di taman itu. Ada sepasang kekasih yang sibuk mengatur kamera dan tripod mereka, berusaha mengambil gambar mereka serta menara sampai puncakya.. Bermacam-macam.

Suatu sore, saya sibuk meniup kopi panas saya, ketika ada sepasang bule yang sudah agak tua meminta tolong saya mengambil gambar mereka. Batin saya berkata pastilah mereka ingin seperti orang lain, difoto sampai nampak ujung menara kembar itu. Berlagaklah sok fotografer saya. Lalu kemudian dia berkata "no no, you don't need to do that. just take the twin tower as close as you can. we just want to have the picture of ourself. you don't need to take the whole tower" lalu saya berkata, "you sure? i can make it if you want to" lalu si pria menjawab "i'm sure." saya ambillah foto mereka biasa aja, hanya berlatarkan sedikit bentuk menara, yang mana kalau orang melihat tidak akan sadar bahwa itu adalah twin tower.

Selesai dia melihat hasil fotonya, saya kepo dong ya. Bertanyalah saya, "sorry, do you mind if i ask you something?" dan dengan semangat dia berkata "sure.. sure. ask me anything" lalu saya tanya, "why you don't want to take the whole tower? if people see your picture they wouldn't know that was twin tower" dan kemudian mengalirlah cerita dia. Ternyata, setiap tahun dia selalu berkunjung ke Malaysia. Setiap ulang tahun pernikahan mereka. Pasangan ini, rupanya bertemu dan jatuh cinta di Malaysia. Kemudian selalu merayakan ulang tahun pernikahan mereka di sini.

See, selalu ada cerita manis kalau saja kamu mau membuka telingamu dan mendengar. Selalu ada pemandangan indah kalau kamu membuka mata dan tidak berhenti memandang di satu tempat. Selalu ada pelajaran berharga yang bisa kamu petik, kalau saja kamu mau lebih belajar memahami.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 6.

Jumat, 11 Juli 2014

day 5 : My Dreams. My strong foot.

Tema mimpi hari ini, membuat saya berfikir lama, apa yang menjadi mimpi saya? Saya bukan tipe orang yang punya berderet mimpi yang bisa atau tidak untuk segera saya lakukan. Saya hanya punya rencana, yang saya susun dalam sebuah daftar. Dan sisanya berserah pada Tuhan apa yang seterusnya akan terjadi. Kalaupun saya punya mimpi, biasanya hanya saya bayang-bayangkan tanpa pernah saya usahakan akan terwujud. Yep, i'm not that ambitious.

Kamis, 10 Juli 2014

Day 4 : Ryanno, my little brother.

Tema hari ini adalah Your Siblings alias saudara. Saya punya 2 saudara. Adik perempuan, dan adik laki-laki yang paling kecil. Saya, anak pertama. Tapi, manjanya juga nomer 1. Hehehe.

Adik perempuan saya, namanya Chantika. Ya begitulah. Sering bertengkar, tapi sering juga kompak, kalau bersekongkol supaya keinginan kami bisa tercapai. Umurnya beda 5 tahun dibawah saya.

Tapi yang mau saya  ceritakan lebih banyak adalah adik laki-laki saya. Saya waktu itu kelas 6 SD, waktu saya tau saya akan punya adik lagi. Sempat merasa kesal, dan agak marah. Saya pikir, "punya 1 adik saja sudah harus berebutan kasih sayang dan perhatian dari orang tua saya, apalagi punya 1 adik lagi?"

Tapi kemudian, saat adik laki-laki saya lahir, saya tidak bisa tidak lebih bersyukur. Dia, sangat tampan. Lucu. Dan melihat excited saya, mama dan papa memutuskan saya boleh memberi nama untuk adik saya. Saya sebenernya pengen Ryan saja, tapi kok, rasanya terlalu umum ya. Akhirnya saya beri dia nama Ryanno. Biar beda saja. Toh nama panggilan dia tetap Ryan.

Saya dari dulu selalu ingin punya kakak laki-laki, tanpa pernah berfikir kalau punya adik laki-laki akan sama bahkan lebih menyenangkan. Saya yang punya ego lebih tinggi dari langit, bisa merendahkan diri saya lebih rendah daripada tanah kepada Ryan. Menuruti semua keinginan dia, melindungi dia sekuat yang saya bisa.

Memarahi dia sekeras suara saya bisa saat dia berbuat nakal, menangis paling banyak saat dia sakit atau jatuh terluka. Mencium dia, sampai dia kesal sendiri. Berkelahi dengan dia, dari hal yang paling sederhana seperti berebutan remote control televisi, berteriak ayam siapa yang paling besar saat makan KFC. Selalu memberikan bagian paling bawah dari cone ice cream saya kepada dia, karna saya tahu, itu bagian favorit dia (yang sebenarnya favorit saya juga).

Kata semua keluarga saya, wajah saya waktu kecil, persis seperti wajah Ryan sekarang. Pertama kali saya kuliah dan berjauhan dengan dia, beberapa kali dia terserang sakit (demam, panas, flu, biasanya tanpa alasan yang jelas), dan sembuh atau membaik setelah saya telfon. Kata mama, itu Ryan kangen :')

Saya tidak pernah berfikir akan punya ikatan sedekat ini dengan adik saya. Kami, selalu bertengkar paling sering, tapi juga yang selalu bergandengan tangan berdua saat berjalan di mall, tanpa pernah saling mau melepas.

Dia, Chaesarryanno Manuella Darongke. Adik laki-laki ku. Yang tersayangku.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib days 4.

Selasa, 08 Juli 2014

Day 3 : Karena Baju Baru, Sudah Tak Lagi Berarti

Tema writing challenge hari ini adalah "my parents". Ga banyak yang bisa saya tulis mengenai beliau berdua ini. Mereka adalah manusia biasa, sebiasa-biasanya manusia. Yang paling saya ingat adalah, keduanya, baik papa dan mama, sangat susah untuk berkata tidak kepada saya. Selalu menuruti permintaan saya, atau selalu bisa memperhalus kata tidak yang mereka maksudkan.

Day 2 : Guruku Idolaku

Judul postnya kayak judul ftv? Biarin aja napasik.

Tema hari ini, "my crush" alias gebetan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gebetan adalah calon pacar atau seseorang yang lagi dideketin untuk dijadikan pacar. Sempet bengong. Siapaaa yang mau aku jadiin objek nulis hari ini. Sampai akhirnya.....

Senin, 07 Juli 2014

Day 1 : See you on top, My Best Friends.

Jujur, saya bukan tipe orang yang mudah berteman. Apalagi melabeli seseorang dengan sebutan "best friend". It's hard for me. Sahabat saya bisa dihitung dengan jari. Tapi, izinkan saya menceritakan sedikit tentang mereka di sini.