biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Jumat, 18 Juli 2014

Dear, Teteh..

Someone you don't talk as much as you'd like to for me is maybe Teteh. Saya pikir, saya mengenal dia. Seluruhnya tentangnya. Apapun tentang dia. Nyatanya, saya hanya melihat puncak dari gunung es, sementara sisa dari bagian gunung es itu disembunyikan dengan sangat baik oleh laut.

Saya, ngefans sama teteh sejak 2005. Saya lupa apa penyebab awalnya, tapi, saya sudah begitu jatuh cinta pada dia sejak lama. Suaranya, wajahnya, tawanya. Begitu sempurna. Dulu, saya hanya tau ngefans saja. Punya CD atau kasetnya, hafal lagunya..

Kemudian masuklah ke dunia ini teknologi bernama facebook. Saya pun ikut larut dalam euphoria bersama sekian banyak orang lainnya. Ikut heboh main facebook. Dan Rossa pun ikut-ikutan. Ada satu official facebook dimana dia benar-benar memegang akun tersebut. Dan hebohlah kami ini. Di facebook, saya pertama kali berinteraksi langsung dengan teteh. Pertama kali dapat teman-teman sesama fans Rossa. Pertama kali, merasa seolah begitu kenal dengan teteh.

Padahal, tau apa saya ini tentang dia. Makin kesini, berteman dengan orang-orang dalam, beberapa kali bertemu langsung dengan beliau, saya jadi makin tahu, seperti apa teteh sebenarnya. Jadi terlihatlah, teteh juga manusia. Dia yang saya anggap sosok yang begitu sempurna, ternyata juga punya kelemahan. Meskipun saya tetap menerima dia apa adanya dia dengan tangan terbuka.Tapi sungguhlah, puncak gunung es itu masih tebal berselimut salju.

Jadi, dear teteh, yuk, ngopi-ngopi bareng, seharian. Kita ngobrol semua tentang teteh. Biarkan saya bertanya pertanyaan yang selama ini menganggu saya, dan sudilah teteh untuk menjawabnya. Gimana? *senyum manis*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar