biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)

biarlah gelas menjadi saksi; betapa ku mencinta(mu)
karena cinta yang sederhana tidak pernah menuntut.

Kamis, 18 Desember 2014

Rachel Mencari Rachel.

Dalam episode, mungkin posting terakhir di 2014. tapi suwer deh kalau ada waktu, sebelum tahun baru diusahain nulis lagi. Kalau sebelum natal, maap maap aja ya, uda nyerah duluan. acara padet banget bruh.

Jadi kemaren pergi ke The Mines, mall andalan satu semesta jagat raya karna jaraknya yang deket luar biasa sama kampus, dan apa aja udah tersedia di sana, jadi jarang deh ke mall lain. Kecuali kalau iseng dan pengen chilin doang.

Pergi ke mines dalam rangka belanja baju natalan. Uda 2 kali jalan, belum nemu baju yang cucok. Dengan tinggi badan (di bawah) rata-rata, cewek nyebelin ini tetep kekeuh mau pake long dress, jadilah semua yang dicoba kalau bukan kepanjangan, model atau warnanya ga sreg. Berubung kemaren sudah tanggal 17, dan saya pulang tanggal 19 sementara tanggal 18 ada kelas sampai jam 10 malam, so bener-bener ga ada waktu lagi untuk cari baju selain hari itu.

Sampai mines, bukannya buruan cari baju, malah pake acara makan dulu (biasalah ya) terus pake acara ke depan bioskop, karena di sana ada poster Horrible Bosses 2 segede gaban, demen aja ngeliatnya. Mesti senyam senyum ga jelas tiap liat muka Jennifer di situ.

Biasanya cuma berani liat doang, ga pernah berani foto karena emang di situ tempat antri untuk beli tiket bioskop so pasti lah rame banget. Tapi mungkin karna hari kerja, jam kerja pula, eh sepi banget loh. Dan dengan ajaibnya, saya memutuskan selfie. Dengan gerakan yang mengagumkan karna saking cepetnya, saya selfie. Dengan muka sumringah. Bujug dari jauh juga keliatan banget deh muka bahagianya saya :))

Berubung foto sama Jennifernya langsung susah banget kan ya pasti (kalau mau ngomong halus dari ga mungkin) so berfoto dengan posternya sedikit menghibur.

Abaikan saya yang lupa lepas kacamata dan betapa close up nya muka saya. Ini juga uda setengah mati tauk nyatuin muka Jennifer sama muka saya di satu frame dengan gerakan cepat supaya ga diliat orang-orang :))

Ini mah namanya, Rachel mencari Rachel..

Dan dengan rendah hati mengakui, betapa saya menjadi oon banget setelah rutin gila dengan Friends. Ngikutin oonnya Rachel gitudeh. Dan gitu juga masih kekeuh nonton Friends terus :)) dan bisa bangganya memberi judul dari posting ga penting ini sebagai judul Rachel mencari Rachel.

By the way besok saya pulang kampung. Hati-hati juga ya yang mau natalan di rumah. Happy Holiday, salam buat keluarganya :) udah niat upload soundcloud dalam edisi natal kayak tahun lalu, tapi sibuknya dah ngalah2in eksekutip muda di perusahaan terkenal. so enggak dulu lah. kalau mau bisa download iTunes atau beli CD Pentatonix aja yang album That's Christmas To Me. lagu natalnya ketje ketje

Sekian post ga penting ini. Nulisnya tengah malam dan besok ke airport subuh2 huehehehe.

HAPPY HOLIDAY GAES.

Rabu, 03 Desember 2014

Halo, Desember

Telat 3 hari, tapi gapapa lah ya.. lebih baik daripada ga sama sekali, kan :D masih aman, asal bukan telat yang lain aja...

telat masuk kelas, maksudnya......

akhirnya desember juga! kalau kata judul lagu sih, "It's the most wonderful time of the year" kenapakah kenapa? karna tentu saja, SALJU!! *dalam mimpi*

bukan, ya karna desember. bulan paling terakhir dalam sebuah tahun. si bungsu yang banyak ditunggu orang banyak, banyak juga ditakuti. ditunggu karna liburnya, natalnya, suasananya, diskon akhir tahunnya...

ditakuti karna, buat yang kantoran, biasanya harus ada laporan akhir tahun dan apalah itu, which is deadline deadline deadline dan deadline.

kalau buat saya, sih, desember adalah yang paling indah. bahkan dibandingkan juli yang notabene adalah bulan kelahiran saya, saya lebih suka desember. sebagai salah satu yang merayakan natal, segala hal tentang desember selalu menarik buat saya. suasana natal, dekorasi natal, lagu-lagu natal yang rasanya afdol banget kalau didengernya pas uda desember.

belum lagi sejak 2 tahun lalu saya hijrah ke negeri tetangga seberang. dekorasi di sini, luar biasa banget kalau natal. pohon natal setinggi harga diri kamu yang tidak tergapai itu, dengan segala hiasan macem-macem. cantik pokoknya!

sayangnya, cewek cantik ini saya masih belum sempet jalan-jalan dan foto-foto dekorasi natalnya. belum ada waktu ke mall *cailah* *pelajar berdedikasi ceritanya* rencananya mau sempetin jalan-jalan emang. window shoping gitu. cuma sih bener-bener dipastiin aja windownya ditutup rapet-rapet. takut elang nyerbu masuk terus manas-manasin supaya borong diskon akhir tahun. bisa-bisa saya balik ke sini habis liburan nanti numpang di roda pesawat, deh.

satu hal lagi paling menyenangkan tentang desember. mungkin waktu yang paling tepat merenung apa aja yang sudah didapatkan (dan diperbuat) tahun ini, dan juga merenung dan merencanakan apa yang akan dilakukan tahun depan.

2015 bakal menjadi tahun yang sibuk buat saya. perlu punggung dan kepala yang lebih kuat kalau gamau mendadak naik ke lantai 18 terus nyebur ke construction site samping kondo bersama piling-piling itu *ngomong apa sih*

yaudahlah, HAPPY HOLIDAY LOH buat yang liburan. semangat buat yang kejar deadline, selamat natal duluan buat yang natalan. enjoy your time with your family and people who love you. BHAAAYYY *kiss kiss*

Sabtu, 22 November 2014

Aku Ada

Dalam diam, dalam semua perbuatan yang sungguh tidak perlu digegap gempitakan oleh suara. Dalam setiap hela napas yang jelas nampak betapa aku mencintai kamu.

Dalam setiap tatapan mata dan kecupan kecil yang istimewa bagiku. Dalam setiap kesempatan untukku menjadi yang satu-satunya bagimu.

Dalam setiap kesempatan melindungimu dari apa-apa saja, dalam setiap di mana aku jelas bisa menjadi yang kau andalkan.

Dalam setiap sandaran yang kau cari saat kau kelelahan, aku selalu ada.

Dalam setiap kalimat sederhana yang tanpa sengaja aku ucapkan, justru adalah tempat yang paling jelas menyatakan betapa aku memujamu.

Dalam setiap sikap posesif yang tidak pernah bisa kamu fahami, aku ada. Melindungimu mati-matian dengan caraku yang mungkin selalu gagal kamu mengerti.

Dalam setiap pertengkaran di mana aku gagal memberitahumu dengan lugas betapa aku cemburu. Betapa aku tidak ingin kamu dimiliki orang lain. Betapa aku ingin kamu hanya menjadi milikku.

Dalam setiap hembusan angin, hanya namamu yang sungguh bergema dalam setiap ruang di pikiranku.

Dalam setiap penolakan dan pembuanganmu atas diriku, dan setiap kebodohan yang aku lakukan; terlunta-lunta kembali kepadamu. Seperti seekor anak kucing yang telah dibuang jauh tapi tetap bisa kembali menemukan jalan pulang. Menyedihkan

Dalam setiap ketiadaan, aku ada.

Kamis, 20 November 2014

Super (galau dan gila) Trivia

Jadi hari ini, lagi super duper iseng dan kurang kerjaan. Cari-cari twit lama, sampai jaman tahun 2012an. Sampe di bulan november, terus kebaca sesuatu. Lah..... di sini kan mulai jaman-jamannya habis diphp tuh....... kemudian, ngakak-ngakak sendiri.

Mulai dari twit pertama kali liat dia, setelah sekian lama cuma chat doang. Trus pertama kali nonton bareng, terus galau-galaunya... semuanya lengkap.

Sebagian diri rasanya sedih. Sebagian diri ngakak. Sebagian diri geli. Sebagian lagi (banyak, ya, bagiannya) sadar bahwa saya memang sesayang itu (dulu) sama dia.

Inget betapa senengnya pertama kali nonton bareng dulu. Inget betapa gemesnya kalau uda dia bertingkah macem-macem. Inget betapa paniknya dia waktu saya sampai sini dan gabisa dibbm karna jaringan waktu itu lagi eror dan ujung-ujungnya dia sms dan saya ga buka henpon satunya dan dia panik dan paginya baru saya balas dan dia marah-marah....

Ada juga saat saya sedang stress banget dengan ujian saya, dan kamu malah bbm dengan konyol dan saya bukannya kesel, tapi malah seneng banget.. Saat kamu ada flight pagi, minta aku bangunin tidur jam 6, ternyata malah akunya sendiri yg bangun jam 8.30. hahaha.

Ada juga waktu saya cemburu. Kamu ga bales bbm tapi malah twitteran *dengan twitter via blackberry, plislah* dan kemudian saya kepikiran buat unfollow kamu..

Semester pertama saya di sini, menjadi saksi, betapa satu kalimat bbm dari kamu bisa membuat saya semangat belajar. Betapa kalimat "cyn baik-baik ya, kuliahnya. cepat lulus" bisa begitu memotivasi saya (bahkan sampai sekarang). Betapa khawatirmu saat asma saya kambuh sementara kamu tidak tahu harus berbuat apa malah membuatku tertawa, merasa kamu mengkhawatirkanku selamanya akan menjadi hal paling lucu sedunia.

Semua tersimpan dengan baik, termuseum di twitter saya.

Its been 2 years.. kamu tidak seistimewa dulu, tapi tetap punya tempat khusus di hati saya. 2 minggu lalu, saya melihatmu. Dengan dia yang baru yang mungkin saja begitu bisa membahagiakanmu lebih dari saya membahagiakanmu. Selamat, ya. I'm so happy for you.

Semoga pencarianmu sungguh berhenti di dia, ya. Saya ikut bahagia.

Maaf, saya tidak mungkin melupakan kamu, dan semuanya. You're part of my life. How am i supposed to erase you from my life? Tapi, sungguh saya sudah bisa menerima semuanya sekarang. Fakta bahwa saya pernah menyayangimu dengan begitu, membuat saya sekarang sadar. Kamu berhak bahagia.

Terimakasih, untuk kebahagiaan yang pernah kamu tawarkan dan berikan. Dari membaca ulang semua status twitter saya, saya sungguh sadar, kamu pernah begitu berharga. Dan saya, pernah begitu bahagia.

Selasa, 11 November 2014

Cerpen : Pada Akhirnya

Karena memang pada akhirnya, akan ada yang tersenyum, dan harus ada yang terluka.

Berkali aku menatap bayang di cermin itu. Bahkan, gaun warna kelabu yang dikenakan gadis dalam cermin itu tidak bisa menutupi aura gembiranya. Gadis dalam cermin itu, aku.

Ku lirik sekali lagi jam di pergelangan kiri tanganku. 25 menit dari janjinya untuk menjemputku. Dan aku, sudah lebih dari sekedar siap.

Tak lama kemudian, telefon genggam di meja rias di depanku berbunyi. Dari Dion, pria yang 25 menit lagi akan makan malam bersamaku. Sesuai janjinya. Ada apa dia menelfon? Tidak biasanya.

“Halo? Iya, Di.. Kenapa?”
“Sorry, Dri.. Bisa kita batalin aja janjinya?” Katamu dengan suara pelan.
Lututku lemas seketika. Pupus sudah harapan menghabiskan malam berdua denganmu.

“Yah.. Kenapa, Di?”
“Rachel sakit, demam. Dari tadi sore ngeluh kepalanya pusing. Aku ga tega mau ninggalin dia.”
Seketika godam besar menghantamku. Menjadi yang kedua, memang tak pernah mudah. Dari awal, aku tahu. Semua memang tidak pernah berjalan dengan benar.

“Yaudah, deh.. Gapapa, Di..”
“Maaf banget ya, Dri.. kamu pasti uda siap berangkat, deh”
“Gapapa, kok, Di.. kasian Rachel sakit. Nanti kan kita bisa kapan-kapan lagi janjian.”

Dan baru sekali ini, dalam kurang lebih 2 tahun hubungan kita, kau menutup telefon tanpa mengucapkan salam perpisahan.

Aku menarik napas dalam. Berusaha mengusir lelah. Lelah karena menjadi yang kedua. Lelah karena lebih banyak dianggap tiada. Lelah karena selalu mengalah.

Bertahun aku tak pernah menjadi yang pertama. Tak pernah diutamakan. Selalu saja seperti ini. Selalu kalah dari bayangan seorang perempuan bernama Rachel. Istri Dion. Istri dari pria nomer 1 di hidupku saat ini.

Meskipun aku tau semua ini hanya membunuhku secara perlahan, tapi tetap saja aku dan otakku yang bodoh ini tidak bisa melupakan Dion. Selalu saja, setiap kali aku mau menyerah, detik itu pula Dion muncul di hadapanku dengan segala kharismanya, dan membuatku kembali luluh lantak.

Sama seperti kali ini. Maskara yang sudah terpasang rapi di mataku, kini hanya membuat wajahku menjadi seperti topeng badut yang menyeramkan. Menghancurkan segala kecantikan yang sudah ku persiapkan berjam-jam demi Dion.

Kali ini, aku kembali kalah.

————

Sudah 3 minggu berlalu dari kencan gagal itu. Dion tetap tidak menghubungiku dan tidak bisa dihubungi. Sudah cukup sabarku. Kalau sampai siang ini dia tetap tidak merespon telfonku, aku akan mendatangi kantornya.

Entah apakah memang kamu memiliki feeling yang kuat, atau semua hanya kebetulan. Ada nada dering dari telfon genggamku. Dari Dion.

“Hei. Kamu kemana aja kok ga bisa dihubungin 3 minggu ini?”
“Drina, maaf. Aku mau ngomong sesuatu. Aku rasa… kita harus sudahi apapun namanya ini. Apapun yang kita jalani ini. Semua salah. Semua tidak pada tempatnya.”
“Dion…. kamu ga ada kabarnya 3 minggu, dateng-dateng ngomong gini..”

“Maaf, Drina. tapi, Rachel hamil. Aku ga mungkin terus-terusan jalan sama kamu sementara istriku sedang hamil.”

Seketika ada petir menyambar dalam kepalaku. Kamu, tidak pernah menyebut Rachel sebagai istrimu. Tidak di hadapanku.

Sekian menit berlalu dalam hening. Dion, mungkin sudah tidak tahan lagi. Dia berkata, “Drina.. maaf. Aku harus memilih. Aku tahu dari awal hubungan ini ga seharusnya ada. Kamu ga seharusnya merasakan ini”

“Udahlah, Di. gapapa. Aku paham, kok. Aku mengerti,dari dulu aku memang selalu kalah. Bahkan dalam peperangan yang tidak pernah aku ikuti. Semoga kamu bahagia dengan Rachel. Semoga dia sehat terus sampai anak kalian lahir.”

Dion terdiam. Mungkin, dengan segudang penyesalan. Atau tidak sama sekali. “Sekali lagi, maaf, Drina. Dan terimakasih”

Aku bahkan sudah tidak punya tenaga untuk berkata-kata. Ku biarkan Dion memutuskan sambungan telefon. Aku juga tidak lagi mempunyai sisa tenaga sedikitpun bahkan untuk menangis. Dan kesedihan yang paling menyakitkan itu adalah kesedihan yang tidak dapat kau tangiskan.

Aku, menagisi perpisahan yang ku ciptakan sendiri.
Aku, melepas dia yang bahkan tidak pernah ku genggam sebelumnya.

Hancur rasanya. Jatuh, dan pecah berkeping. Tanpa pernah tergapai.

Selasa, 14 Oktober 2014

I Feel and Respect You, Jen..

Selama ini, tau Jennifer Aniston ya biasa aja. Filmnya ga terlalu ngikutin. Juga cuma tau aja dia mantan istri Brad Pitt. Udah. Yang saya suka banget kan sebenernya Angelina ya. Dari Mr and Mrs Smith uda suka banget sama dia.

Tapi akhir-akhir ini lagi gila sama F.R.I.E.N.D.S. (iya, telat 20 tahun. Napa sik) which is pemeran utamanya adalah Jennifer Aniston. Dia berperan jadi Rachel dan saya justru paling suka sama Rachel.

Iseng browsing youtube, kemudian ada interview pemeran F.R.I.E.N.D.S. di Oprah. Terus nonton kan, ada Jennifer bilang kalau dia susah sekali move on dari Rachel setelah F.R.I.E.N.D.S. selesai. Dari ekspresi dia sungguh saya tau dia tidak berpura-pura. Kemudian saya jadi mikir, dia kelar syuting aja segini sedihnya gabisa berperan jadi Rachel lagi. Apalagi waktu dia harus pisah sama Brad Pitt karna Angelina.

Selama ini, saya low respect sama orang-orang yang hobi nyalahin Angelina tentang pisahnya Brad sama Jennifer. But now i know, they both (by both i mean Jen and Brad) are very happy with each other, but then come Angelina and look whats happen.

Does not mean i hate Angelina. Are you kidding? I do love her. But now, i truly respect and i think i can feel what Jennifer feels. Now i understand those hardcore fans who talked "for me, Brad and Jennifer's wedding is the one and only Brad Pitt's wedding"

Dear Jen, i feel you. Sorry for everything. I really glad to know that you have fiance and you happy know. You do deserve that.

Dear Rachel, keep stupid. I like that about you.

*balik lagi nonton F.R.I.E.N.D.S. currently in the middle of season 4. Man, these show are good show. I've planned to buy an original dvd so my children can see it someday and can have a good laugh like i did*

Rabu, 01 Oktober 2014

Mengenai Masa (Lalu, Sekarang, Depan)

Baru-baru ini akhirnya meneguhkan hati download TimeHop, setelah selama ini ragu. Entah kenapa juga. Lebih karena pengen ngebaca secara random aja apa-apa yang pernah jari-jari saya tuliskan di laptop, handphone, tab. Di jejaring sosial seperti facebook dan twitter, yang mungkin saya yang dulu belum paham benar konsekuensinya.

Kemudian saya tersadar tentang masa lalu saya. Apa-apa yang pernah saya curahkan ke media sosial yang mana semua orang bisa bebas mengakses dan membacanya. Kemudian saya bingung, saya memang masih kecil dan belum paham konsekuensinya atau gimana sih? Kok lempeng banget nulis-nulis segala macam hal?

Ya tentang patah hati lah, ya nyumpahin orang lah, ya ngomong kasar lah. Ternyata saya dulu begitu toh.. *atau sekarang juga masih ya? entahlah*

Sadar akan akibatnya, kembali saya merenung. Tentang sesuatu bernama perkataan. Ucapan. Lisan. Yang kala kita ketik di sosial media, bisa saja dengan mudahnya kita hapus, meskipun ada kemungkinan sudah ada orang yang terlanjur melihatnya. Tapi perkataan? Sekali perkataan terlontar dari mulutmu, tidak ada kata mundur. Semua perkataanmu telah sampai ke telinga pendengar, tak peduli baik atau buruk.

Akhirnya saya paham, sudah saatnya berubah. Sudah saatnya memperbaiki saya yang sekarang agar masa depan saya bisa (semoga saja) menjadi seorang manusia yang lebih baik yang (semoga saja) bisa menjaga tutur kata. Karna sungguh, tidak semua orang paham bahwa sebuah perkataan bisa sangat menyakitkan.

Jumat, 26 September 2014

Kezel Grace Lancaster level : dosen numerical

Jadi, dosen numerical saya kan uda pergi hampir sebulan ya, di mana harusnya semester baru kelar minggu ini. Kami slow saja seperti angin menjalani waktu, sampai hari ini.

Saya punya test Analisa Struktur hari ini. (Iya, di sabtu pagi. Gausah nanya atau komen macem-macem) dan setelah itu duduk manis makan, sampai ada teman yang memberi info kalau nilai untuk test dan tugas numerical method uda ada. Pergilah saya dan teman saya ke kantor dosen kesayangan saya kami itu.

Naik tangga ke lantai 4 karna ruangan beliau ada di lantai 4, udah ngos-ngosan. Sampai depan ruang beliau, kami tidak melihat kertas berisi daftar nama dan nilai yang layaknya dosen lain lakukan kalau memberi pengumuman nilai siswanya.

Langsung Kezel Grace Lancaster part 1. Udah ngos-ngosan dan bela-belain ke kantornya demi liat nilai, malah ga dapet apa-apa.

Kemudian mata saya melihat satu kertas kecil berisi barcode dengan tulisan "install Barcode Reader on your smartphone and scan this barcode for Numerical Method carrymark" and i was like "WHAAAAATTTT. kenapa dosen gue terlalu canggih dan kekinian, sih T^T"

Gamau perjuangan kami sia-sia, saya langsung install Barcode Reader saat itu juga sambil mikir, "ini dosen canggih amat yak.. apa susahnya sih ngeprint dan nempel aja depan ruangan doi. Kasian kan kalau yang gapunya smartphone untuk install aplikasinya.."

Kemudian selesai instal, saya langsung scan code nya dan langsung melihat nilai saya. Di situ muncul Kezel Grace Lancaster part 2 alias puncaknya. Nilai test saya kurang 1 dari nilai total, padahal saya sungguhlah teramat percaya diri bahwa jawaban saya saat test waktu itu bener semua.

Gemez dan zebel, sepanjang perjalanan balik ke apartemen saya ga berhenti ngomel. Sebenernya saya biasa aja kalau nilai test rendah, yang bikin Kezel Grace Lancaster adalah karna saya yakin jawaban saya bener semua, dan kalau memang ada yang salah, salahnya di mana?

Dosen ini sudah gabisa saya temui karna dia sudah berhenti dari kampus saya sejak sebulan lalu.

I have no words for that.

#Kezel #Grace #Lancaster.

Rabu, 24 September 2014

Setia itu..

Semua orang selalu berbicara tentang apa itu setia. Saat semua orang sibuk membahasnya, kita di sini diam, saling bertatapan, sama-sama setuju dan paham, kalau setia adalah kita. Masihkah penting pembuktian apa itu setia, saat kau tetap di sini, ada bersamaku, dalam susahku, senangku.

Masih pentingkah pembuktian apa itu setia, saat aku bersamamu dalam tangismu, tawamu.

Karena kita tidak akan pernah punya cukup waktu untuk membuktikan apa itu setia. Karena kita tidak akan pernah bisa sabar menanti apa itu setia. Percayalah, sayang. Setia itu, kita..

Rabu, 27 Agustus 2014

Dear, Cyn

Dear, cyn.. kamu tahu benar, tidak ada satupun orang yang paham betapa kamu lelah dengan semua ini. Tapi, semangat ya. Semua ini sungguh tidak berbanding lurus dengan apa yang akan kamu dapat di masa depan. Percayalah, bahwa kamu di masa depan nanti akan sangat berterimakasih kepada kamu yang sekarang, betapa kamu berusaha untuk terus berlari di jalurmu dan tidak menyerah.

Pohon kehidupanmu makin tinggi, cyn. Akan lebih banyak angin yang selalu menerpanya. Tapi, akarmu kuat, kan, sayang? Segala terpaan itu akan kamu lalui dengan baik. Pohonmu pasti akan bergoyang sedikit banyak, semua itu normal. Berserah pada keadaan. Nikmati saja angin itu, cyn. Angin itu akan berlalu. Suatu hari nanti mungkin kamu malah akan merindukannya.

Dear cyn, wajah lelah dan lingkar hitam matamu tidak dapat berbohong. Tapi tersenyumlah. Sekalipun hatimu tidak ikut tersenyum. Karena senyum sungguh akan membantu menyelamatkan mood mu yang mungkin sudah hancur lebur.

So many things unclear. So many things unknown. Tapi itu hanya berlaku bagimu, cyn. Truth is given  to us all in our time, in our turn. Someday, you will know why. Someday, all your questions will have an answer.

Jadi, untuk sementara, senyum ya, cyn. Tegar. Masa depan tidak akan semenakutkan itu. Percayalah. Dirimu di masa depan, akan banyak berterimakasih pada perjuangan dan kerja kerasmu di masa sekarang.

Jadi, hey bayangan dalam cermin, senyum dong!

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib Last Day.

Jumat, 22 Agustus 2014

Pengennya, sih..

saya pengennya sih teriak sama semua orang. kasih tau sama mereka betapa saya lelah. otak ini, uda kayak gabus yang airnya habis tapi dipaksa diperas melulu untuk ngeluarin air. kosong, hampa.

saya sih pengennya duduk berdua dengan orang yang selalu bilang "kamu harusnya bersyukur dengan hidupmu" kepada saya. membincangkan sebuah point of view dari saya. bukan untuk mengeluh, hanya agar mereka tau betapa tertekannya saya.

sudahlah basa basi nasihat apalah itu. saya ga perlu itu semua sama sekali. its easy to say so but really hard to done so. kalian bisa kasih saya nasihat dan kata-kata mutiara apalah. dan saya tidak akan terkesima, tapi malah kesal. orang capek itu. mintanya diperhatiin. kalau dikasih nasehat mah dianggap angin lalu. masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

kereta saya yang sedang melaju ini, sungguh masih jauh dari terminal tujuan saya. masih ada terowong yang gelap dan panjang yang harus saya lalui. pengennya sih, bilang sama diri saya yang terseok ini untuk jangan kuatir dan percaya bahwa masa depan saya akan indah.

tapi jujur, saya takut.

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 29

Kamis, 21 Agustus 2014

Pentatonix

Beberapa waktu belakangan ini, saya lagi gila dengan Pentatonix. setelah ga sengaja liat video we are young mereka dulu, emang udah suka sih. Tapi biasa aja. Setelah itu jarang cari tau soal mereka. Tapi setelah cover mereka di lagu Royal nya Lorde, i just fallin in love with them. They are soooooooo good. After that, i started to love them too much.

Di antara mereka berlima, saya paling suka dengan Kirstie. Dia sangat manis, lucu, imut, punya segudang talenta dan very funny. I can see from their live video where i am able to see when she talk, or in their interview. Atau yang paling baru dari ptxperience. Setiap kali liat senyum dia yang lebar dan manis itu, rasanya saya jadi pengen ikutan senyum. Aura dia positif sekali.

Mitch, Scott, Avi dan Kevin adalah member lainnya. Mereka banyak mengajarkan saya tentang betapa menjadi berbeda adalah sebuah hal yang normal. Dan betapa pentingnya menjadi dirimu sendiri.

Sekarang, setiap saya bad mood atau perlu penyemangat, saya akan memutar lagu mereka. Atau mencari di youtube video keseharian atau aktifitas mereka. They are my new moodbooster.

Jadi kalau ditanya someone who change yourlife, i truly can say that they are one of them. They make my life more fun, more colorful, more full of laugh, and i love singing even more since i like them.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 28

Senin, 18 Agustus 2014

Supernova.

Saya suka membaca buku. Sangat suka. Tapi, supernova bukan termasuk jenis buku yang bisa saya baca sebelumnya. Terlalu berat untuk kepala saya yang cetek ini.

Tapi, sekarang saya jadi tergila-gila kepada supernova. Itu semua karna seorang Ibu yang begitu manis dan baik ini.

Dalam perjalanan saya ke bali tahun 2011, saya duduk bersebalahan dengan seorang wanita di pesawat. Dia melihat saya membaca sebuah buku (jujur lupa judulnya apa. sudah terlalu lama, sih). Kami membicarakan buku-buku. Apa saja yang pernah saya baca, apa yang saya suka. Lalu dia bertanya, "kamu, baca supernova?" dan saya jawab, "enggak, bu. Ga mampu memahami, rasanya. Terlalu berat untuk otak saya" Kemudian dia menjawab, "hey, jangan salah. Kamu belum pernah coba, kan? Ini, saya kasih supernova saya, ya. Tapi kamu harus janji kamu akan baca sampai habis" Lalu saya jawab "ga usah, Bu. Ngerepotin aja. Itu kan buku ibu"

Dia jawab, "ah, saya mah gampang, bisa beli lagi. Tapi kamu harus coba baca buku ini dulu. Baru kamu bisa memutuskan kamu suka atau enggak sama buku ini. Janji, ya."

Saat itu pesawat kami sudah landing di Bali. Saya bahkan ga kepikiran menyanyakan nama beliau. Saya hanya tau, dia adalah orang asing yang sangat baik, dan saya mungkin tidak akan dapat kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.

Berkat dia, sekarang saya tergila-gila dengan Supernova.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 27.

Minggu, 17 Agustus 2014

Janji, ya?

Pinky promise? Jujur ga pernah sih. Terlalu manis untuk anak sepreman saya membuat pinky promise haha.

Tapi, janji terakhir yang saya buat sepenuh hati adalah janji saya pada Tuhan. Untuk tidak pernah lelah mengusahakan sebuah senyum dan kebahagiaan bagi kedua orang tua saya.

Dear, cyn. Janji ya. Sebanyak apapun keringat yang jatuh, sederas apapun air mata yang mengalir, selelah apapun kakimu melangkah, sepenat dan seberat apapun kepalamu, semua tidak akan sebanding dengan senyum dan kebanggan kedua orang tuamu saat melihatmu berhasil. Janji, ya. Jangan pernah membuat mereka kecewa.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 26.

Sabtu, 16 Agustus 2014

That person is me.

That person you know will going through the worst of times? Can i say that person is me?

Kepada diri saya sendiri, tidak pernah habis bangga saya. Kepada ketekunan, kesabaran, ketidakpedulian, setiap air mata dan keringat yang keluar, tidak pernah habis bangga saya.

Berjalan sendirian sejauh ini sungguh bukan hal mudah. Tapi semesta, seolah bekerja sama agar semengeluh apapun saya, saya selalu bisa melalui semuanya.

Terseok, terjatuh, tapi selalu bisa bangkit lagi. Kepada langit dan bumi yang selalu berkonspirasi bekerja membantu dan membahagiakan saya, terimakasih, dan keep going.

Saya membutuhkan kalian. Sungguh masih panjang perjuangan saya. Tetaplah seperti ini. Menjadi harmoni penyemangat saya. Karena seburuk apapun waktu yang pernah saya lalui, akan ada beribu hari buruk lain yang siap menunggu saya. Untuk itu, saya perlu naungan baik si langit dan si bumi.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writting Challenge nya @TekoAjib day 25.

Jumat, 15 Agustus 2014

Thank You.

"setiap kali melihatmu tersenyum, saya tahu--saya pun sedang bahagia dengan hidup yang saya miliki"
Farah Fatimah // @falafu

Saya mau mengawali sepotong tulisan ini dengan ucapan terimakasih. Terimakasih, sudah menjadi sebuah inspirasi untuk saya. Terimakasih, sudah kembali mengingatkan saya akan senyum malu-malu setiap kali seorang perempuan memandang, berbicara bahkan sekadar membayangkan seseorang. Terimakasih sudah mengingatkan saya agar menjadi biasa saja selalu lebih baik.

Waktu yang saya curi untuk mencuri perhatianmu. Waktu yang saya curi untuk memandang wajahmu. Waktu yang saya curi untuk melihat senyummu dengan matamu yang menjadi segaris itu. Waktu yang saya curi untuk memperhatikan tingkah lakumu. Waktu yang semua orang pikir telah saya buang untuk kamu, padahal tidak sama sekali; adalah waktu terbaik yang saya habiskan. Menyenangkan.

Sungguh, saya ingin saya dan kamu menjadi kita. Tapi, siapalah saya. Sedari awal semua sudah tidak mungkin. Sedari awal, sudah saya yang salah. Sedari awal, saya tidak memahami posisi masing-masing kita. Sedari awal, saya yang bodoh.

Kepergianmu, sempurna menjadi pengalih yang tepat. Sempurna menjadi tangan yang menampar keras pipi saya agar sadar dan kembali memijak tanah setelah lama berada di awan.

Terimakasih. terimakasih untuk 1 minggu di bulan juni, 4 minggu masing-masing di bulan juli dan agustus ini. Terimakasih atas setiap kelas. Terimakasih atas setiap kelakuan konyol. Terimakasih atas perhatianmu saat saya mengatakan atau berbuat sesuatu. Terimakasih atas senyummu.

You will always be my favorite memory. You will always remind me how thankful i am for being here. Thank you, for a thousand times. Thank you. Please be happy. For me.

Betapa saya ingin memelukmu. Satu kali saja. Dan betapa saya tahu hal itu sungguh tidak mungkin terjadi.

Semoga Tuhan tidak pernah lelah menjagamu.

"aku memeluk angin
di pelukanmu, sekedar ingin"
Andi Gunawan // @ndigun


Rabu, 13 Agustus 2014

KEPO DEH (--,)

Last person i kissed?

Oh, you have no idea how much i want that person is him.

But..

UDAH AH GABOLEH KEPO. INI MAH PRIBADI. PRIBADI.

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 23.

Selasa, 12 Agustus 2014

Kesempatan Kedua

Everything happen for a reason. But sometimes, i wish i know what the reason is.

Dari awal, keputusan saya untuk kuliah di tempat saya kuliah sekarang rasanya seperti mimpi. Seperti sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Impian tertinggi saya dari dulu hanyalah ingin kuliah di  Malang atau Jogja. Mimpi saya hanya setinggi itu. Gantunglah mimpimu setinggi langit? Tidak. Saya tidak berpegang pada kata-kata itu. Saya lebih memilih berpegang pada premis "Gantunglah mimpimu setinggi langit-langit kamar" dengan alasan, kamu masih bisa melihatnya, selalu melihatnya sehingga terus ingat untuk mewujudkannya. Dan mimpi yang masih reasonable. Mimpi, bukankah justru harus unreasonable? Tidak. Tidak bagi saya. Saya terlalu takut untuk bermimpi.

Dan satu hal yang saya harap sungguhlah nyata selain Time Turner-nya Hermione adalah kesempatan kedua. Orang pertama yang ingin saya beri kesempatan kedua adalah diri saya sendiri. Sungguh, saya ingin memutar balik waktu. Memutuskan untuk tidak pergi kesini. Menolak tawaran ayah saya. Memilih Malang, kota yang sudah menjadi impian saya sejak kecil.

Saya tidak akan menyebutkan kenapa saya ingin memberi diri saya kesempatan kedua, kembali ke masa lalu dan mengubah keputusan saya. Sungguh, sedikitpun saya tidak menyesal bisa pergi kesini. Belajar kesini. Ini mungkin adalah impian beberapa orang yang belum tentu bisa tercapai sementara saya bisa mendapatkannya. Tapi, kalau bisa memilih, saya ingin kembali kepada impian langit-langit kamar saya.

Jadi, Tuhan. Saya tau itu tidak mungkin terjadi. Kau tidak akan memutarbalikkan waktu hanya untuk seorang perempuan manja dan pemalas sepertiku, kan? Bagaimana kalau begini saja. Kita berdua bekerja sama. Membuat hari-hari belajar saya di sini menjadi indah. Menjadi bermakna. Bantu saya agar menikmati semua ini dan berhenti berharap semua akan berubah dan saya bisa mendapat kesempatan kedua. Dan bantu saya melihat apa sesungguhnya alasanMu mengirim saya sejauh ini. Gimana? Deal?

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 22.

Senin, 11 Agustus 2014

Jangan Menghitung Anak Ayam Sebelum Telurnya Menetas.

Yang suka Harry Potter, pasti tahu darimana judul post ini saya ambil. Bagi yang belum, sini sini, saya kasih tahu. Itu, perkataan Albus Dunbeldore, kepada Harry Potter di buku Harry Potter and Half Blood Prince. Kalau belum baca, buruan baca.

Jadi gini, beberapa abad lalu, saya dan Dessi pernah chat seperti ini


Ini serius. Kami sungguh tidak suka dengan dosen kami yang berinisial TTK alias Tan Tiak Kun. Numerical Method sudah menjadi subjek menakutkan bahkan sebelum kami mengambilnya. Hanya karena gosip miring ini. Tapi seperti yang saya bilang di akhir chat itu, hanya keyakinan yang kami punya. Keyakinan bahwa that will not be that worse. Semuanya tidak akan seburuk itu.

Dan jadilah kenyataan. Dosen numerical kami, memang diganti. Dan sungguh, dosen kami adalah dosen terbaik sepanjang sejarah numerical selama kampus kami berdiri. Pintar, baik, easy going. Dan satu fakta luar biasa bahwa beliau hanya mengajar satu semester, semester ini saja. Betapa Dewi Fortuna sedang sangat baik kepada kami.

Begitulah. Jangan pernah menilai sesuatu hanya dari penilaian pertama kamu. Atau dugaan kamu. Jangan. Karena siapa yang tahu, Tuhan di atas sana mengosongkan beberapa bagian dari takdir hidupmu dan menuliskan "as you wish?" Jadi, berharap dan yakinlah tentang yang terbaik. Selalu. Karena hanya itu yang kita punya di dunia ini untuk membuat kepala kita tetap waras.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 21.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Jadi gini..

Jadi gini, temanya kan the one who broke your heart the hardest yak.. kayaknya  sih ya, kayaknya, belum ada. Selama ini, yang nge broke hati aku mah nge broke nya biasa aja. Kaga sampe hardest an segala. Yah, umur juga masih muda sih ya abaikan tau apa sih soal broke heart the hardest.

Nyakitin sampe bikin nangis? Ada... ada banget. Tapi, sekarang kalau dipikir-pikir, aku nya yang bego sih. Dan sekarang malah ngakak-ngakak aja kalau ingat. Menurut saya kan ini tema meruntun pada hari ini atau masa sekarang siapa yang saya anggap paling menyakiti hati saya. Nah, kayaknya belum ada, tuh. Jadi kamu jangan berani-beraninya sakitin hati saya ya.

Sekian dulu post ga penting ini.

30 Days Writing Challenge @TekoAjib day 20.

Jumat, 08 Agustus 2014

Semoga Belum Terlambat

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang terganggu tangannya ketika akan menulis atau menekan kalkulator saat melakukan penghitungan di kelasmu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu berusaha menarik perhatianmu sebegini kerasnya dan alhamdulilah terkadang kamu respon dengan sangat konyol.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu membicarakanmu setiap saat, membuat teman saya muak dengan semua curhatan tidak penting saya tentang kamu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja saya yang selalu berusaha mencuri pandang ke wajahmu. Pada senyummu, pada matamu yang menjadi segaris tipis saat kau tersenyum, pada kebiasan lari-lari kecilmu di kelas yang saya tidak faham apa faedahnya tapi tetap saja lucu di mata saya. Pada gayamu saat berusaha mengingat materi pelajaran yang katamu tidak kamu kuasai itu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja aku yang sedikit lagi menyentuh tahap gila saat seorang teman mengabari bahwa ada seorang dosen lain (yang kebetulan juga saya kagumi karna pintar, baik, dan...... cantik) yang tersipu saat mendengar namamu dan menanyakan nomer ponselmu.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, ada seseorang sebut saja aku yang akhir-akhir ini selalu rajin mengerjakan semua assignment dan tutorial darimu, tapi dengan motifasi yang salah.

Kamu, pasti sama sekali tidak terfikir, bahwa kamu telah mempengaruhi saya, dalam cara yang baik maupun yang buruk.

Semoga belum terlambat untuk saya sadar.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 19

Kamis, 07 Agustus 2014

Berhenti Di Kamu

Sungguh, aku iri kepadamu, dan betapa aku ingin menjadi kamu. Karna bisa aku berikan sayang sebegini banyak. Karna bisa ku berikan pengorbanan yang belum tentu bisa ku berikan pada orang lain. Karena selalu bisa ku maafkan dengan begitu mudah. Karena hatiku terlanjur mencintaimu dan tidak bisa kembali. Karena selalu bisa memberikanmu apa yang bisa aku berikan.

Hatiku, mati rasa untukmu. Semua yang salah terasa benar. Semua menjadi mungkin untukmu. Karena tubuhku butuh kamu, sementara kita tidak bisa kembali seperti dulu. Rusak sudah aku. Semoga kamu faham, betapa aku ingin menjadi kamu. Karena hatiku, berhenti di kamu.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 18

Kamis, 31 Juli 2014

Best Birthday Ever.

Someone from my childhood that still be someone important for me till now is Rossa. Dari awal, dia sudah sukses membuat saya mabuk. Pertama kali dengar nada-nada cinta, dan saya langsung sukses masuk perangkap.

Punya kesempatan dekat dengan beliau, hingga berujung selalu dapat ucapan ultah beberapa tahun belakangan. Tapi, tahun ini, beda.......

Sampai pukul 11 malam, saya galau habis-habisan karna teteh sama sekali belum ngucapin. Saking galaunya, saya main 2048 dan sukses memecahkan rekor tembus ke 2048 setelah selama ini gagal terus. Dan saat pukul 12, berlalulah sudah 30 Juli dan saya berfikir "ah sudahlah. Toh besok saya bisa bertemu beliau dan menyaksikan beliau bernyanyi"

Keesokan harinya, pergilah saya ke tempat acara. Bertemu dengan mas ponco, dan langsung disuruh untuk tunggu teteh di luar saja sampai teteh masuk untuk nyanyi.

Setelah menunggu, begitu melihat teteh keluar dari lift, saya langsung tau ada yang tidak beres. Matanya, nampak berbeda. Langsung berkata dalam hati, "aduh, teteh sakit". Dan, benar saja. Saya menghampiri dia untuk cipika cipiki (dia membisikan selamat ulang tahun) dan merasakan hangat suhu badannya. Dia langsung berkata "cynn aku demam" dan saya lantas berkata "iya.. anget pipinya"

Kemudian menunggu saat dia menyanyi, teteh memesan teh hangat. Menyesapnya perlahan. Tangan dan kaki saya sudah lemes habis-habisan. Denger dia sakit saja tangan saya sudah gemeteran. Apalagi melihat dia sakit di depan mata. Raut wajahnya menunjukkan dengan jelas kondisi dia.

Selesai acara, saya sudah menunggu di depan lift untuk ikut beliau naik ke atas. Sampai di atas, kami berfoto bersama. Kemudian kak mutia bilang "teteh kok lupa sih, ngasih ucapan ke cyn" dan teteh dengan muka syok bilang "haaahh? Kamu itu aku ucapin paling pertama, cyn. Panjang twitnya. Aku diem aja karna aku pikir aku uda ucapin.." dan aku dengan wajah sedih cuma bisa bilang "serius teh? Ya ampun.. aku sudah galau-galau padahal"

Dan sampai kami masuk ke kamar beliau untuk saya minta tanda tangan, dia masih saja berkata "ih serius cyn, aku tulis panjaaang. Dear cyn, semoga panjang umur sehat gitu2.. aku malah ngucapin pertama buat kamu" dan saya cuma bisa bilang "iyaa teteh gapapa.. udah ketemu kok. Lebih seneng diucapin langsung"

Dan beliau memilih menuliskan lagi selamat ulang tahun di CD yang saya berikan ke beliau. Lalu saya bilang "tuh, aku bawain Glam" trus dia kesenengan donggg ((:

Kemudian saya pamit pulang "teteh saya pulang ya.. makasih, istirahat yaa.." dan beliau tetepp bilang "kasiannyaaa anak orang ga di ucapin.. iyaa nanti ketemu lagi ya.."

Setelah semalam saya berfikir ini worst birthday ever, hari ini dia membuatnya menjadi best birthday ever. Thank you so much. You can't ever imagine how much i love you.

Rabu, 30 Juli 2014

Kamu Yang Di Negeri Jiran

Hae dosen kesayangan akoh yang ada di negeri jiran.

Maaf lahir batin. See you in few days.

Jangan kangen, ya. Cuma aku yang boleh kangen.




Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 16.

Selasa, 29 Juli 2014

Miss my old friends

sebenarnya, tepat sekarang, saya tidak punya seseorang yang sangat sangat saya rindukan. tapi, saya rindu, teman-teman SMA saya. mereka, yang membuat rasa 3 tahun di SMA berlalu secepat kilat. Mereka, yang membuat warna warni hari saya sudah tidak terdeteksi lagi berwarna apa karena terlalu campur aduk.

bersama mereka, tidak pernah ada kata gila. karena memang kami semua sudah gila, jadi apapun yang kami lakukan pun hal-hal gila.

bersama mereka, jam belajar 7 pagi sampai pukul 2 berlanjut lagi bimbingan belajar sampai jam 7 malam tidak pernah melelahkan untuk saya.

bersama, kami menertawakan hidup. menertawakan waktu yang begitu angkuh, tidak mau berhenti barang sekejap saja, duduk berbincang dengan kami. menertawakan bumi, yang terus berputar tidak pernah berhenti, tidak memberi kami waktu lebih, membuat kami begitu memanfaatkan waktu yang ada.

bersama, menertawakan nasib. menertawakan kertas hasil ujian bernilai 3 atau 4. tidak menyesal sedikitpun. untuk waktu belajar yang kami korupsi untuk mengunjungi mall, makan dan menonton film. untuk kebohongan kebohongan pada orang tua sekedar ijin untuk keluar rumah. untuk waktu mengejarkan tugas kelompok yang malah kita habiskan untuk membuat roti goreng mentega yang gagal total.

dan meringis bersama, untuk perpisahan yang begitu cepat. harus kita hadapi. untuk kerenggangan dan keretakan persahabatan. untuk masa depan yang harus kita kejar masing-masing.

dear Seplis, Efi, Andini, Dion, Fanny.. i miss you all.. kapan kita kumpul lagi?

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 15

Minggu, 27 Juli 2014

Tidakkah kamu lelah?

Sudah berapa lama kamu mencoba? Tidakkah kamu lelah?

Sungguh, dari sekian banyak kemungkinan alasan saya menolak kamu, saya tidak bisa menyebutkan satu alasan pun. Kamu, sungguhlah baik. Tapi, entah mengapa seperti ada yang tidak pas. Mungkin saya yang terlalu angkuh untuk menerima kamu.

Sejak awal kedatangan saya ke kampus, kamu sudah selalu berusaha merebut perhatian saya. Sebut saja saya terlalu percaya diri atau apalah. Tapi, 2 tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk saya menyadari kamu menyukai saya.

Sudah berapa lama kamu mencoba? Dan saya, tetap segunung es. Diam, berdiri memandang kamu tanpa sedikitpun mengijinkan kamu mengetuk pintu itu. Saya biarkan kamu berdiri di depannya, tanpa membiarkanmu menyentuhnya apalagi memasukinya.

Maaf, tapi sungguh. Kunci itu telah saya simpan untuk orang lain.

2 tahun, dan saya selalu saya mencoba menjauhkan kamu dari kehidupan saya. Dan kamu, dengan segala kegigihanmu tetap saja mencoba.

Sudah, ya? Bukankah kau sudah menyerah? Kurang lamakah 2 tahun untuk kamu sadar, saya tidak akan bisa menaruh rasa suka padamu? You deserve better. Cari perempuan lain, yang tidak sebodoh saya. Yang bisa menerima kamu. Karena sungguh, saya bisa merasakan cinta kamu yang besar itu. Jangan sia-siakan untuk orang seperti saya.

Sudah, ya? Kamu pasti lelah. Temukan dia yang mau menerima kamu apa adanya. Dan biarkan saya tetap menyimpan kunci itu.

Jumat, 25 Juli 2014

saya minta maaf, ya?

Saya pernah merasakan cinta. Pernah merasakan sayang. Tapi sungguh, kali ini beda adanya. Kamu sempurna menghipnotis saya. Dengan kepintaran dan kesederhaan kamu. Dengan sifat dan kelakuan kamu. Dengan bagaimana cara kamu memandang hidup.

Saya minta maaf, ya?

Maaf karna sudah berani-beraninya menaruh rasa suka dan rasa kagum kepadamu. Maaf karena tidak sadar diri, siapalah saya ini berani-beraninya menyukai kamu. Maaf karena, meski saya tau benar semua tidak mungkin, kepala saya tetap membayangkan skenario yang saya harapkan akan terjadi.

Mantra apa sih yang kamu berikan pada saya? I'm completely under your spell. Kepandaian dan keagungan kamu seperti selalu membuat kepala saya menoleh ke arahmu, seperti sempurna selalu membuat saya mengerahkan segala kemampuan saya untuk menarik dan merebut perhatianmu.

Saya minta maaf, ya?

Karena sungguh, hanya itu yang bisa saya pinta darimu. Saya tidak mungkin meminta perhatianmu. Tidak mungkin meminta utuhnya dirimu. Tidak mungkin meminta sayangmu. Tidak mungkin meminta cintamu.

Saya minta maaf, ya?

Karena hanya membebani pikiran kamu dengan hal-hal tidak penting seperti ini. Karena telah menjadi sekeping debu yang menyalip dan mengganggu mata serta arah pandangmu. Karena telah mengacaukan semuanya. Karena telah menjadi tidak profesional. Karena sungguh, kalau kamu tau mengenai hal ini, semua antara kita akan rusak. Saya jamin itu.

Jadi, saya minta maaf, ya?

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 13.

Senin, 21 Juli 2014

Saya (tidak) membenci kamu.

Tidak, saya tidak benci kamu. Kalaupun ada orang yang harus dibenci, saya akan membenci diri saya sendiri. Yang begitu mudahnya membuagi waktu saya untuk kamu. Yang hanya bisa membuangnya secara sia-sia.

Tidak, saya tidak benci kamu. Sekarang, setiap melihat kamu, rasanya saya ingin memukul kepala saya sendiri, untuk waktu yang terbuang, untuk perhatian sia-sia, untuk kepercayaan yang begitu mudah saya bagi untuk kamu.

Saya membenci diri saya sendiri, yang begitu mudahnya terjebak dalam permainanmu. Saya benci hati saya, yang begitu cepat percaya.

Dan sampai sekarang, yang belum saya maafkan adalah diri saya sendiri.

There is a lot of pain caused of you. But then i realise, there won't be that much of pain if i didn't put my hope that high.

Kepada kamu, yang dulu begitu mudah datang, dan sama mudahnya pergi, saya tidak membenci kamu. Tidak. Yang saya benci adalah diri saya sendiri.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 12.

Minggu, 20 Juli 2014

My Beloved Grandma who i never knew

Nama lengkap saya Chyntia Christina Darongke. Tidak banyak yang tau nama tengah saya, Christina. Selama ini, saya selalu menulis nama saya hanya Chyntia Darongke, entah mengapa. Seperti kebiasaan saja. Kalaupun saya menulis nama lengkap, akan saya tulis Chyntia Ct. Darongke. Tidak menuliskan Christina secara lengkap. Padahal, Christina itu adalah nama Oma saya. Oma, yang tidak pernah sempat saya kenal.

Saya lupa, saya bisa tau mengenai Christina adalah nama Oma saya dari siapa. Ayah saya, beliau tidak pernah mau berbicara tentang hal ini. Entah mengapa. Samar-samar yang saya tau, profesi Oma saya adalah seorang perawat, sama seperti Ibu saya sekarang. Oma saya, meninggal karna kapal yang tenggelam, dalam sebuah perjalanan yang saya pun tidak tau hendak kemana. Beliau, membungkus dirinya dengan selimut saat tidur, yang tidak memungkinkan beliau bergerak sama sekali. Padahal, beliau adalah perenang handal yang seharusnya sangat bisa menyelamatkan diri kalau kapal tenggelam. Beliau lahir dan besar di kota kecil di Sulawesi Utara yang dikelilingi oleh pantai. Laut, adalah setengah dari kehidupannya.

Sungguh, saya sama sekali tidak ingat siapa yang memberitahu saya hal ini. Tapi, orang ini berkata, "Oma mau, anak perempuan pertama ayahmu bernama sama seperti beliau" Dan sungguhlah, a deceased person that i wish i  could talk to is her. Saya ingin tau tentang beliau. Tentang kehidupannya, tentang masa kecil ayah saya, tentang segala sesuatu yang ayah saya selalu simpan rapat tanpa tau penyebabnya. Saya ingin beliau mengajarkan apa-apa yang orang tua saya tidak ajarkan kepada saya. Saya ingin memeluknya, melihat wajahnya, mendengar suaranya..

Oma, yang tenang ya disana.. semoga saya berhasil membuat Oma bangga. Semoga Oma seneng ketemu Tuhan Yesus di surga.. salam sama semuanya ya, aku jagain papa baik-baik.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 11.

Jumat, 18 Juli 2014

Dear, Teteh..

Someone you don't talk as much as you'd like to for me is maybe Teteh. Saya pikir, saya mengenal dia. Seluruhnya tentangnya. Apapun tentang dia. Nyatanya, saya hanya melihat puncak dari gunung es, sementara sisa dari bagian gunung es itu disembunyikan dengan sangat baik oleh laut.

Saya, ngefans sama teteh sejak 2005. Saya lupa apa penyebab awalnya, tapi, saya sudah begitu jatuh cinta pada dia sejak lama. Suaranya, wajahnya, tawanya. Begitu sempurna. Dulu, saya hanya tau ngefans saja. Punya CD atau kasetnya, hafal lagunya..

Kemudian masuklah ke dunia ini teknologi bernama facebook. Saya pun ikut larut dalam euphoria bersama sekian banyak orang lainnya. Ikut heboh main facebook. Dan Rossa pun ikut-ikutan. Ada satu official facebook dimana dia benar-benar memegang akun tersebut. Dan hebohlah kami ini. Di facebook, saya pertama kali berinteraksi langsung dengan teteh. Pertama kali dapat teman-teman sesama fans Rossa. Pertama kali, merasa seolah begitu kenal dengan teteh.

Padahal, tau apa saya ini tentang dia. Makin kesini, berteman dengan orang-orang dalam, beberapa kali bertemu langsung dengan beliau, saya jadi makin tahu, seperti apa teteh sebenarnya. Jadi terlihatlah, teteh juga manusia. Dia yang saya anggap sosok yang begitu sempurna, ternyata juga punya kelemahan. Meskipun saya tetap menerima dia apa adanya dia dengan tangan terbuka.Tapi sungguhlah, puncak gunung es itu masih tebal berselimut salju.

Jadi, dear teteh, yuk, ngopi-ngopi bareng, seharian. Kita ngobrol semua tentang teteh. Biarkan saya bertanya pertanyaan yang selama ini menganggu saya, dan sudilah teteh untuk menjawabnya. Gimana? *senyum manis*

Selasa, 15 Juli 2014

I wish i could meet you, God.

Saya harap saya dapat bertemu denganMu, Tuhan. Dan bertanya, "apa kabar? bagaimana harimu? menyenangkan kah?"

Saya harap saya dapat bertemu denganMu, Tuhan. Dan berbincang. Tentang segala sesuatu. Bagaimana perasaanmu saat menciptakan aku, bagaimana rasanya menulis barisan takdir hidupku dan milyaran orang lainnya. Berbincang, tentang, segala takdir, yang mungkin saja Kau tulis dengan hati-hati. Yang, mungkin saja, Kau tulis hanya dengan nalar dan insting-Mu.

Berbincang tentang dunia dan seisinya yang maha dahsyat. Tentang betapa ketergantungan kami akan diriMu, sementara sekian banyak orang (termasuk saya) terkadang lupa akan Engkau. Lupa bersyukur. Lupa berterimakasih. Atas sesuatu sesederhana oksigen yang tidak bisa kami bayangkan hidup kami tanpa benda tersebut, dan bahkan kami dapatkan setiap detik secara gratis, sebagai hadiah dariMu.

Berbincang tentang, bercandakah Engkau, tentang kehidupan. Karna Engkau adalah Maha Segalanya, bukan? Tidakkah itu termasuk Maha Humoris?

I wish, i could meet you, God. Having a coffee break, and talk, about everything. About all the reason when something happen in my life. Because everyone say something happen for a reason, and sometimes, i really wish so hard that i could know the reason. That's why i want to meet you, God. Even for just asking, "how you doing?"

Dan bertanya, "tidakkah Kau lelah?"

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 9.

Senin, 14 Juli 2014

Day 8 : Favorite Internet Friend

Agak sensitif kalau berbicara soal teman. Satu-satunya geng sahabat yang belum pernah mengecewakan saya itu Marcia, geng sahabat saya dari kecil yang saya ceritakan di sini. Yang lain? Bisanya cuma kasih harapan-harapan palsu saja. Cuma mencari keuntungan, ninggalin kalau saya lagi sedih, tapi kalau mereka sedih maunya dekat-dekat dan memanfaatkan saya. Kalau lagi senang, lupa punya teman namanya Chyntia. Kalau lagi sedih, saya yang dicari pertama untuk dimintai bantuan. Gapapa. Wesbiyasak.

Tapi kali ini, ada seseorang. Sebut saja dia Ian sebenernya emang orangnya minta disebut gitu. Sst, jangan bilang-bilang orangnya, ya. Berawal dari saya follow dia di twitter, di accept, kemudian begitu saja. Lalu kemudian karna kesukaan kami yang sama akan sesuatu, saya minta nomer kontak dia karna ada sesuatu yang ditanyakan.

Tidak disangka, orangnya lucu. Kalau saya chat sama dia, ketawa-ketawa sendiri sudah lumrah rasanya. Selera humor kami sama, meski terpaut usia yang agak berbeda #dilemparbomatom. Tapi serius. Ini gatau karna Ian ini kekinian, apa saya yang terlalu jadul.

Kalau sudah cerita atau membahas sesuatu, bisa kayak novel. Satu hal yang dia gatau, waktu dia cerita panjang nulis sesuatu, saya kebetulan lagi masak. Jadi saya minta tolong temen saya membacakan. Trus temen saya bilang, "dih, panjang banget cyn. baca sendiri aja" masih suka ketawa kalau ingat hahaha.

Dan entah kenapa, saya juga seperti mudah sekali terpancing menceritakan sesuatu. Kadang sampe bengong "ini tadi aku cerita sama dia nih hal ini?" Tapi, ya gitu. Kalau uda cerita seperti mengalir saja. Mungkin emang orangnya asik diajak curhat. Gausah GeEr.

Jadi, ngikutin tema hari ini, sejauh ini teman internet favorit saya masih Ian ini. Selalu nyaman ketika ngobrol dengan dia. Semoga dia ga guling-gulingan di kasur ya baca posting ini.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 8

Minggu, 13 Juli 2014

Day 7 : Hei..

Hei.. hari ini giliran saya menceritakan tentang kamu. Duduk manis, ya. Siapkan teh hangat yang paling kamu suka itu. Ah, aku masih hafal bagaimana membuatnya. Manis yang kamu inginkan, kepekatan yang kamu inginkan.. Bersiaplah membaca. Karna ini, tentang kamu.

Hei.. aku, harus mulai darimana untuk menceritakan kamu? Aku tidak tahu. Tidak bisa memilih satu kata, yang bisa membuka cerita ini. Bagaimana kalau, terimakasih? Ya, terimakasih. Terimakasih, sudah pernah menerima aku, seperti adanya aku. Terimakasih, untuk waktu indah yang sudah pernah kamu berikan untuk saya.

Hei.. sudah berapa lama berlalu sejak waktu itu? Waktu di mana kita berdua marah. Marah satu sama lain. Marah pada keadaan. Marah pada waktu. Marah yang membuat saya kehilangan kamu. Sudah berapa lama? Terasa lama kah bagimu? Karna bagi saya, ya. Melanjutkan semua hal ini tanpa kamu sound really bullshit to me. Saya seperti manusia yang berjalan karena harus berjalan. Tidak untuk mencapai tujuan tertentu.

Hei.. boleh aku bertanya sesuatu? Menyesalkah kamu, atas waktu yang sudah kamu beri buang untuk aku? Karna aku, tidak. Sekian waktu bersamamu adalah indah. Tidak pernah sedikitpun saya menyesal. Kalaupun ada sesal, mungkin karena saya begitu mudah melepas kamu dulu. Sampai sekarang selalu menjadi pertanyaan besar yang tidak pernah saya temui jawabannya.

Hei.. kamu, sekarang bahagia? Karna sungguh, aku ingin kamu iya. Jangan lagi buang waktumu untuk gadis yang tidak penting seperti aku. Kamu sendiri kan yang bilang, kamu mau serius? Tidak mau membuang waktumu untuk hal remeh temeh? Ah, ini yang paling saya suka dari kamu. Kedewasaan kamu. Dalam menghadapi masalah, dalam menghadapi hidup, dalam menghadapi saya dulu.

Hei.. tersenyumlah. Karna tanpa sadar, saya selalu reflek tersenyum setiap kali melihat (atau membayangkan) senyummu. Karna saya bangga pada diri saya, berhasil menulis posting ini dengan senyum. Itu kan yang kamu inginkan? Atau bukan? Ah, nampaknya saya sudah kurang mengenal kamu sekarang.

Selamat malam. Jangan tidur telat ya, besok kamu kerja kan..

post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 7.

Sabtu, 12 Juli 2014

Day 6 : Stranger.

Tema hari ini stranger. Mengingatkan saya akan hobi aneh saya, mengamati orang asing, bahkan mengobrol dengan mereka. Menurut saya, mengamati manusia menyenangkan. Perhatian seorang ibu kepada anaknya, sepasang kekasih yang asik berangkulan tangan dalam kereta, 2 orang laki-laki yang berjalan bergandengan dan merasa dunia milik berdua.. Apa saja. Apa saja yang bisa mencuri perhatian saya.

Salah satu kisah dengan stranger yang saya paling ingat adalah kisah ini. Saya, punya hobi aneh. Membawa sebuah novel, es krim (atau kopi) dan kemudian duduk di taman KLCC. Bukan, bukan untuk memandang menara kembar yang begitu tersohor itu. Tapi hanya duduk, membaca novel. Kadang kalau isengnya kumat, bawa kamera. Foto-foto apa saja yang bisa difoto. Duduk di sana itu racun. Untuk saya yang gemar memandang tingkah laku orang, tempat itu seperti perpustakaan yang menyimpan berbagai macam buku, berbagai macam warna.

Ada yang heboh karna baru pertama kali datang kesana, berusaha menangkap semua momen dalam kamera mereka. Ada serombongan keluarga, kesemuanya menampilkan ekspresi bahagia, karna bisa bersama menikmati sore yang indah di taman itu. Ada sepasang kekasih yang sibuk mengatur kamera dan tripod mereka, berusaha mengambil gambar mereka serta menara sampai puncakya.. Bermacam-macam.

Suatu sore, saya sibuk meniup kopi panas saya, ketika ada sepasang bule yang sudah agak tua meminta tolong saya mengambil gambar mereka. Batin saya berkata pastilah mereka ingin seperti orang lain, difoto sampai nampak ujung menara kembar itu. Berlagaklah sok fotografer saya. Lalu kemudian dia berkata "no no, you don't need to do that. just take the twin tower as close as you can. we just want to have the picture of ourself. you don't need to take the whole tower" lalu saya berkata, "you sure? i can make it if you want to" lalu si pria menjawab "i'm sure." saya ambillah foto mereka biasa aja, hanya berlatarkan sedikit bentuk menara, yang mana kalau orang melihat tidak akan sadar bahwa itu adalah twin tower.

Selesai dia melihat hasil fotonya, saya kepo dong ya. Bertanyalah saya, "sorry, do you mind if i ask you something?" dan dengan semangat dia berkata "sure.. sure. ask me anything" lalu saya tanya, "why you don't want to take the whole tower? if people see your picture they wouldn't know that was twin tower" dan kemudian mengalirlah cerita dia. Ternyata, setiap tahun dia selalu berkunjung ke Malaysia. Setiap ulang tahun pernikahan mereka. Pasangan ini, rupanya bertemu dan jatuh cinta di Malaysia. Kemudian selalu merayakan ulang tahun pernikahan mereka di sini.

See, selalu ada cerita manis kalau saja kamu mau membuka telingamu dan mendengar. Selalu ada pemandangan indah kalau kamu membuka mata dan tidak berhenti memandang di satu tempat. Selalu ada pelajaran berharga yang bisa kamu petik, kalau saja kamu mau lebih belajar memahami.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib day 6.

Jumat, 11 Juli 2014

day 5 : My Dreams. My strong foot.

Tema mimpi hari ini, membuat saya berfikir lama, apa yang menjadi mimpi saya? Saya bukan tipe orang yang punya berderet mimpi yang bisa atau tidak untuk segera saya lakukan. Saya hanya punya rencana, yang saya susun dalam sebuah daftar. Dan sisanya berserah pada Tuhan apa yang seterusnya akan terjadi. Kalaupun saya punya mimpi, biasanya hanya saya bayang-bayangkan tanpa pernah saya usahakan akan terwujud. Yep, i'm not that ambitious.

Kamis, 10 Juli 2014

Day 4 : Ryanno, my little brother.

Tema hari ini adalah Your Siblings alias saudara. Saya punya 2 saudara. Adik perempuan, dan adik laki-laki yang paling kecil. Saya, anak pertama. Tapi, manjanya juga nomer 1. Hehehe.

Adik perempuan saya, namanya Chantika. Ya begitulah. Sering bertengkar, tapi sering juga kompak, kalau bersekongkol supaya keinginan kami bisa tercapai. Umurnya beda 5 tahun dibawah saya.

Tapi yang mau saya  ceritakan lebih banyak adalah adik laki-laki saya. Saya waktu itu kelas 6 SD, waktu saya tau saya akan punya adik lagi. Sempat merasa kesal, dan agak marah. Saya pikir, "punya 1 adik saja sudah harus berebutan kasih sayang dan perhatian dari orang tua saya, apalagi punya 1 adik lagi?"

Tapi kemudian, saat adik laki-laki saya lahir, saya tidak bisa tidak lebih bersyukur. Dia, sangat tampan. Lucu. Dan melihat excited saya, mama dan papa memutuskan saya boleh memberi nama untuk adik saya. Saya sebenernya pengen Ryan saja, tapi kok, rasanya terlalu umum ya. Akhirnya saya beri dia nama Ryanno. Biar beda saja. Toh nama panggilan dia tetap Ryan.

Saya dari dulu selalu ingin punya kakak laki-laki, tanpa pernah berfikir kalau punya adik laki-laki akan sama bahkan lebih menyenangkan. Saya yang punya ego lebih tinggi dari langit, bisa merendahkan diri saya lebih rendah daripada tanah kepada Ryan. Menuruti semua keinginan dia, melindungi dia sekuat yang saya bisa.

Memarahi dia sekeras suara saya bisa saat dia berbuat nakal, menangis paling banyak saat dia sakit atau jatuh terluka. Mencium dia, sampai dia kesal sendiri. Berkelahi dengan dia, dari hal yang paling sederhana seperti berebutan remote control televisi, berteriak ayam siapa yang paling besar saat makan KFC. Selalu memberikan bagian paling bawah dari cone ice cream saya kepada dia, karna saya tahu, itu bagian favorit dia (yang sebenarnya favorit saya juga).

Kata semua keluarga saya, wajah saya waktu kecil, persis seperti wajah Ryan sekarang. Pertama kali saya kuliah dan berjauhan dengan dia, beberapa kali dia terserang sakit (demam, panas, flu, biasanya tanpa alasan yang jelas), dan sembuh atau membaik setelah saya telfon. Kata mama, itu Ryan kangen :')

Saya tidak pernah berfikir akan punya ikatan sedekat ini dengan adik saya. Kami, selalu bertengkar paling sering, tapi juga yang selalu bergandengan tangan berdua saat berjalan di mall, tanpa pernah saling mau melepas.

Dia, Chaesarryanno Manuella Darongke. Adik laki-laki ku. Yang tersayangku.

Post ini ikut-ikutan 30 Days Writing Challenge nya @TekoAjib days 4.

Selasa, 08 Juli 2014

Day 3 : Karena Baju Baru, Sudah Tak Lagi Berarti

Tema writing challenge hari ini adalah "my parents". Ga banyak yang bisa saya tulis mengenai beliau berdua ini. Mereka adalah manusia biasa, sebiasa-biasanya manusia. Yang paling saya ingat adalah, keduanya, baik papa dan mama, sangat susah untuk berkata tidak kepada saya. Selalu menuruti permintaan saya, atau selalu bisa memperhalus kata tidak yang mereka maksudkan.

Day 2 : Guruku Idolaku

Judul postnya kayak judul ftv? Biarin aja napasik.

Tema hari ini, "my crush" alias gebetan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gebetan adalah calon pacar atau seseorang yang lagi dideketin untuk dijadikan pacar. Sempet bengong. Siapaaa yang mau aku jadiin objek nulis hari ini. Sampai akhirnya.....

Senin, 07 Juli 2014

Day 1 : See you on top, My Best Friends.

Jujur, saya bukan tipe orang yang mudah berteman. Apalagi melabeli seseorang dengan sebutan "best friend". It's hard for me. Sahabat saya bisa dihitung dengan jari. Tapi, izinkan saya menceritakan sedikit tentang mereka di sini.

Minggu, 22 Juni 2014

Hap.

Hap. Saya kembali membuang-buang tenaga dan kepercayaan saya pada orang yang salah. Sudah sekian kali ditipu dan dipermainkan kepercayaannya sama orang, bukannya kapok, cincet ini masih saja terlalu mudah percaya sama orang.

Ada yang mau buka kursus bagaimana membaca apakah orang itu serius atau tidak? Gih, cincet mau daftar. Seperti yang sudah saya bilang, berkali-kali saja diperlakukan dengan cara yang sama, dan saya masih saja selalu tertipu. Dipermainkan.

Semurah itukah kepercayaan saya? Segampang itukah saya membuang tenaga saya?

Anggap saja saya ini "Miss Pure of Heart". Perempuan yang hatinya terlalu polos dan malah menjadi begitu mudah diselipi berbagai kata manis yang membuat saya percaya, kemudian saya ditinggal begitu saya. (bukannya sombong atau apa ya. sini yang bilang saya sombong saya golok sini)

Saya tidak percaya ada yang tega seperti ini kepada saya. Betapa saya ingin berpikir bahwa semua itu bohong. Betapa ingin saya menipu diri saya sendiri dan berkata semua baik-baik saja.

Ah, saya benci kamu.

Ataukah hati dan otak ini diformalinkan saja sekalian? Supaya tidak begitu mudahnya percaya dengan orang. Ada yang tau dimana bisa membeli formalin yang layak minum?

Jumat, 20 Juni 2014

Dia.

Ku rapikan kembali lipatan kusut di ujung gaunku. Malam ini, aku dan Dio akan merayakan ke 3 tahunnya hubungan kami. 3 tahun sungguhlah bukan waktu yang sebentar  untuk sebuah hubungan. Ibaratnya, waktu 3 tahun sudah cukup bagi kami untuk mengenal satu sama lain.

Sabtu, 26 April 2014

Tentang Pria Dan Segala Kebiasaannya.

Semua pria itu unik. Punya kebiasaan dan kelakuan masing-masing yang berbeda. Tinggal serumah selama hampir setahun dengan 3 orang pria, membuat saya belajar banyak tentang semua kelakuan mereka.

Kamis, 10 April 2014

Atas Nama Cinta, A Tribute To Secretaries, 9 April 2014.

Datang ke pertunjukan Rossa buat saya bukan untuk jadi ajang gaya-gayaan atau pamer. Saya datang karena saya perlu datang. Err, agak susah menjelaskannya. Tapi, bayangkanlah kau punya makanan kesukaan, dan makanan kesukaanmu itu membuatmu sulit bernafas saking lezatnya, dan makanan itu tidak datang di sembarang tempat dan sembarang kesempatan. Seperti itulah datang ke konser Rossa buat saya. Uh oh, i know, i'm bad at analogy.

Senin, 17 Februari 2014

Malam Gala Cinta Tanpa Sempadan. Kuala Lumpur, 14 Febuari 2014

acara hari ini, deg-degan dan pusingnya uda dari lama banget. ya dari acara beli tiketnya, acara pilih baju, sampe acara ujian dan test yang kayaknya adaaaa aja menghalangi dan seolah ngelarang aku pergi ke konser itu.

Rabu, 29 Januari 2014

kepada kamu, pria nomer 1 di hidupku.

hai, pa. selamat ulang tahun, ya. semoga kau tidak bosan mendengarnya, tapi, aku sungguh menyayangimu. jauh lebih besar dari yang bisa kau bayangkan.

tak terasa, ya. sudah 2 kali ulang tahunmu terlewat tanpa kita rayakan bersama. seluruh omongan dan pemikiran bullshit mengenai masa depan, membuat jarak terbentang sedemikian jauhnya di antara kita, sehingga kita tidak bisa merayakan ulang tahunmu bersama.

buanglah semua rasa bosanmu, pa. karna dalam surat ini, aku akan menuliskan harapan-harapan klasik yang dimiliki seluruh anak perempuan di dunia ini untuk ayah mereka.

tetaplah menjadi orang yang sama, orang yang paling kuat di rumah, orang yang selalu ada untuk kami semua. orang yang tidak pernah mengijinkan kami melihat air matanya, orang yang selalu siap sedia kapanpun kami perlukan, orang yang selalu ada.. orang yang siap melakukan pekerjaan paling penting sekalipun juga yang paling remeh di rumah. pria yang paling tahu tentang segala hal... pria yang memiliki jatah terbesar dari seluruh bagian hatiku.

tetaplah menjadi orang yang sama, pa. orang yang rela bekerja siang malam, demi membayar sebuah senyuman di wajah anak-anaknya. tetaplah sehat. karena sakitmu adalah berkali lipat sakitku. tetaplah mengadahkan tanganmu, bersiap untuk segala rezeki yang Tuhan limpahkan. tetaplah lipat tanganmu, bersyukur untuk segala sesuatu yang selalu Tuhan berikan untuk keluarga kita. tetaplah semangat, karna semangatmu, adalah seutuhnya semangatku. tetaplah panjang umur, dan senantiasa memberiku dan adik-adik kesempatan untuk membahagiakanmu, karena sungguhlah, aku bahkan belum membahagiakanmu seujung kuku pun.

tetaplah menjadi orang yang sama. yang diam dalam segala ketenangan (dan marah) mu. tetaplah menjadi orang yang sama. yang begitu jarang mengeluarkan kata sayang dari mulutmu untukku, karena kau dan tangan, kaki serta tubuhmu terlalu sibuk untuk membahagianku, sehingga tak lagi punya waktu untuk kata-kata manis itu. tetaplah seperti itu.

sungguhlah kebahagiaan dan anugerah besar, pernah memilikimu dan akan selalu memilikimu dalam hidupku, pa. akan ada saatnya pria lain yang mencuriku darimu, tapi ketahuilah, dia kelak, tak akan pernah tahu, dia tak pernah memenangkan hatiku seluruhnya. karena sebagian besar hatiku telah kau curi, dan tidak pernah kau kembalikan. kau memilikinya seutuhnya.

hari ini, di hari lahirmu, aku merindukanmu jauh lebih banyak dari sebelumnya.

peluk jauh dari sini. aku selalu menyayangimu, lebih dari yang bisa kau bayangkan.

Selasa, 28 Januari 2014

Cerpen : Kursi Kosong Itu.

Langit sore itu terasa berbeda. Kotaku yang sejuk dan tenang mendadak menjadi suram. Awan yang biasanya tersenyum ramah, kini murung dalam warna gelapnya yang dalam. Saat itu pula aku memandang kursi kosong di depanku. Kursi yang biasanya ditempati oleh dia. Lelaki yang sepenuhnya memiliki hatiku. Lelaki yang deminya aku rela menjadi ini dan itu sesuai keinginannya. Lelaki yang sama pula yang pergi meninggalkanku, tanpa ku tahu sebabnya.

Kita berjanji bertemu di kafe itu.
"Ada apa? Mengapa mengajakku bertemu?" tanyamu dengan ketus.

"Aku ingin bicara. Sedikit saja. Aku meminta sedikit dari sekian banyak waktumu itu" jawabku dengan pelan. Berusaha tidak memperdulikan ketusnya suaramu.

"Tapi, kenapa di kafe itu, sih?!"

"Aku ingin minum kopi. Kau tahu benar hanya tempat itu yang bisa menyediakan kopi yang cocok dengan seleraku" kataku. Dan sedetik kemudian, aku baru sadar. Rasanya gong besar dalam kepalaku berbunyi. Kamu, meski tahu benar, tapi nyatanya sudah tidak pernah perduli (lagi) apapun tentangku.

Duduk di sini, sendiri. Bersama kursi kosong di hadapanku. Menantikan kedatanganmu. Avanza hitam yang sangat ku kenal itu perlahan memasuki lahan parkiran kafe.

Tak lama kemudian, kau duduk di hadapanku. Muncullah kalimat yang tidak ku sangka akan hadir dari mulutmu. "Ada apa? Bisa cepat sedikit, kan? Aku ada urusan"

"Ri.. aku cuma mau tanya satu hal. Tentang kita..." belum sempat aku menyelesaikan satu kalimat, lantang kau menjawab, "Ada apa dengan kita? Bukankah semua sudah jelas?"

"Ri.." panggilku dengan memelas. Berharap dia akan menurunkan suaranya demi mengurangi perhatian-perhatian dari orang-orang sekeliling kami. "Aku cuma mau tanya.. Aku salah apa? Ada apa dengan kita? Kenapa kamu pergi?"

"Pertemuan ini omong kosong. Kau tahu benar aku tidak akan menjawab pertanyaan itu. Bukankah sudah ku katakan berulang kali? Tidakkah kau mengerti bahwa aku masih tetap mempunyai jawaban yang sama?"

"Aku gabisa terus-terusan diam tanpa jawaban yang jelas seperti ini, Ri. Kamu yang mengajakku membangun bersama benteng untuk bertahan. Kamu yang menyeretku ke hubungan ini. Dan kamu juga yang pergi? Tanpa aku tahu alasannya?"

"Lula, harusnya kamu tahu, saat orang tak lagi mencarimu, artinya dia tidak lagi membutuhkanmu. Titik."

Aku terdiam mendengar jawaban itu. Mencoba menguasai diri untuk kembali menjawab, "Sehina itukah aku sampai-sampai tidak berhak untuk tahu kenapa kamu pergi? Tolonglah, Ri.. Setiap pertanyaan di dunia ini butuh jawabannya"

"Aku tidak yakin padamu. Aku tidak yakin kita akan bahagia. Masih kurang?"

"Sedangkal itukah kamu menganggap apa yang sudah kita jalani selama ini? Ri.. Aku berharap lebih.."

"Simpan harapanmu itu untuk orang lain, La.."

Dan kemudian kau pergi begitu saja. Tanpa kau tahu, kaulah satu-satunya orang yang pernah aku beri harapan sebegini besarnya.

Sore itu, aku tahu. Langit mendung itu, bermaksud menemaniku.

Dan kursi di hadapanku, kembali kosong.

"Dan cinta kita bersembunyi, di ujung bahasa yang tak dilanjutkan"

Goenawan Mohamad

"Jangan sengaja pergi agar dicari. Jangan sengaja lari biar dikejar. Berjuang tidak sebercanda itu"

Sudjiwo Tedjo


Rabu, 15 Januari 2014

Tenggarong, Senin, 23 Desember 2013

setelah sekian lama ketunda, akhirnya jadi juga cerita tentang pertemuan dengan princessku di Tenggarong kemaren. (sekian lama kate lo, cyn? uda ampir sebulan woy. tapi kagak apa yang penting uda ade niat mau cerita hehe)